Temu Akbar Alumni Teknik Geologi 2016: Upayakan Optimalisasi SDA untuk Ketahanan Energi Nasional
Oleh Owen Nixon Jimawan
Editor Owen Nixon Jimawan
BANDUNG, itb.ac.id - Ikatan hubungan antarmahasiswa ITB tidak hanya sebatas saat masa kuliah, tetapi juga ketika telah lulus. Hal ini dapat dilihat dari Alumni Teknik Geologi ITB yang mengadakan Temu Akbar 2016 dengan membuat acara Seminar Nasional yang berjudul Meningkatkan Ketahanan Energi Indonesia melalui Optimalisasi Sumber Daya Alam: Masih Ada Waktu atau Sudah Terlambat? pada Sabtu (13/08/16). Acara yang diadakan di Aula Timur ITB ini bertujuan untuk mengulas konsep ketahanan energi supaya dapat menghadapi kondisi energi Indonesia baik saat ini maupun yang akan datang.
Pembukaan seminar dilakukan oleh Jendral (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Alam Republik Indonesia dengan memukul gong pembuka. Menteri Luhut mengatakan bahwa untuk meningkatan ketahanan energi di Indonesia diperlukan peningkatan investasi di bidang migas, mengembangkan kawasan pertumbuhan berbasis energi, membangun kilang minyak baru, membangun kilang mini, dan membangun jaringan pipa gas. "Untuk pembangunan infrastruktur energi diperlukan dukungan pendanaan dan tenaga insinyur yang banyak, sebab ketahanan energi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Ketergantungan terhadap impor minyak membuat ekonomi kita sulit tumbuh lebih cepat," ujarnya sebagai pembicara utama seminar ini.
Acara seminar kemudian dilanjutkan dengan dua sesi diskusi panel yang masing-masing menghadirkan tiga orang pembicara dan seorang moderator. Sesi pertama dibahas mengenai Sektor Minyak dan Gas. Dalam sesi ini dikatakan bahwa Indonesia sudah terlambat dalam meningkatkan ketahanan energi, saat ini Indonesia dalam keadaan survive. Ketahanan energi hanya dapat terjadi dengan dukungan infrastruktur energi. Untuk sesi kedua diangkat sub tema mengenai Sektor Tambang dan Energi Terbarukan.
Berbeda dengan sesi pertama, pembicara dalam sesi kedua berpendapat bahwa terlambat tidaknya Indonesia dalam meningkatkan ketahanan energi bukan masalah pada waktu melainkan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Hal yang tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M. selaku direktur utama PT Pertamina (Persero). "Masih banyak tidaknya waktu tergantung dari bagaimana kita berjalan," ujarnya saat menjadi second keynote speaker dalam seminar ini. Selain itu, dipaparkan juga kondisi energi panas bumi yang sudah banyak berjalan dan didukung oleh investor asing. Panitia berharap, seminar ini dapat menjadi media komunikasi antara pemerintah, praktisi, akademisi, dan juga masyarakat agar memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kondisi energi dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pasokan energi di Indonesia untuk kedepannya.