HNMUN 2011: Wujud Peran Mahasiswa ITB dalam Menyikapi Isu Global
Oleh Muhammad Fikri
Editor Muhammad Fikri
BANDUNG, itb.ac.id - Harvard National Model United Nations (HNMUN) adalah ajang simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang rutin diadakan setiap setahun sekali. Sebanyak 17 mahasiswa ITB berkesempatan untuk menyuarakan ide dan pendapatnya dalam menyikapi isu-isu dunia, dengan mengikuti HNMUN 2011 di Boston, Amerika Serikat pada 17-20 Februari 2011 yang lalu
Matiinu Iman Ramadhan (Biologi 2007) menceritakan pengalamannya sebagai salah satu delegasi dalam simulasi sidang PBB paling tua di dunia. Mahasiswa yang akrab disapa Inu ini adalah kepala delegasi ITB untuk HNMUN 2011.
Dalam HNMUN kali ini delegasi ITB berperan menjadi negara Sudan yang terletak di Afrika. Jauh sebelum keberangkatan ke Amerika Serikat, para delegasi melakukan banyak studi, seperti pengetahuan tentang negara terkait dan isu-isu internasional yang sedang terjadi.
Simulasi sidang dimulai dengan menentukan topik isu diskusi yang akan dibicarakan. Pada tahap ini setiap delegasi mendapatkan kesempatan untuk bicara dan mengemukakan pendapat. Setelah topik diskusi telah diputuskan, sidang dimulai dengan diskusi mengenai topik yang disepakati. Dalam diskusi, terdapat proses lobi dan negosiasi dengan delegasi-delegasi dari negara lain.
Tujuan akhir dari simulasi sidang PBB ini adalah terciptanya sebuah draf resolusi yang berisi kebijakan terhadap suatu topik isu tersebut. Apabila telah disepakati oleh para delegasi dari berbagai negara, maka draf tersebut kemudian akan menjadi sebuah resolusi.
Meningkatkan Wawasan Internasional
"Ada banyak manfaat mengikuti ajang ini. Selain menemui banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai negara, saya juga mendapatkan banyak persepektif mengenai isu global, " tutur Inu. Inu menambahkan manfaat lain yang dapat diambil adalah kesempatan untuk mengimplementasikan hasil pembelajaran di bangku kuliah untuk menyelesaikan permasalahan dunia.
"Mahasiswa ITB memiliki kelebihan dalam hal-hal yang praktis seperti dalam masalah energi dan sumber daya alam, hal ini yang membuat peran kita berbeda dari mahasiswa dari universitas-universitas lain," ujar Inu. Di akhir pembicaraan, Inu berharap agar peran mahasiswa ITB bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan isu dan permasalahan yang ada di masyarakat.
Tujuh belas delegasi ITB untuk ajang ini adalah Adrian Gilrandy, Andra Riandita, Aryani Atmosudirjo, Dian Novita Kusumadewi, Diedra Putri Hapsari, Dito Krista, Elsa Yudhita Yusra, Gladys Brigita, Huibert Tjokrobudyanto, Kartika Ayu Handayani, Marla Meta, Marsha Faradina, Matiinu Iman Ramadhan, Mikael Aditya Chandra, Muhammad Afif Gunung, Srihajeng Rachmadiary, dan Yosaka Eka Putranta.
Sumber gambar http://itb4hnmun.files.wordpress.com
Dalam HNMUN kali ini delegasi ITB berperan menjadi negara Sudan yang terletak di Afrika. Jauh sebelum keberangkatan ke Amerika Serikat, para delegasi melakukan banyak studi, seperti pengetahuan tentang negara terkait dan isu-isu internasional yang sedang terjadi.
Simulasi sidang dimulai dengan menentukan topik isu diskusi yang akan dibicarakan. Pada tahap ini setiap delegasi mendapatkan kesempatan untuk bicara dan mengemukakan pendapat. Setelah topik diskusi telah diputuskan, sidang dimulai dengan diskusi mengenai topik yang disepakati. Dalam diskusi, terdapat proses lobi dan negosiasi dengan delegasi-delegasi dari negara lain.
Tujuan akhir dari simulasi sidang PBB ini adalah terciptanya sebuah draf resolusi yang berisi kebijakan terhadap suatu topik isu tersebut. Apabila telah disepakati oleh para delegasi dari berbagai negara, maka draf tersebut kemudian akan menjadi sebuah resolusi.
Meningkatkan Wawasan Internasional
"Ada banyak manfaat mengikuti ajang ini. Selain menemui banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai negara, saya juga mendapatkan banyak persepektif mengenai isu global, " tutur Inu. Inu menambahkan manfaat lain yang dapat diambil adalah kesempatan untuk mengimplementasikan hasil pembelajaran di bangku kuliah untuk menyelesaikan permasalahan dunia.
"Mahasiswa ITB memiliki kelebihan dalam hal-hal yang praktis seperti dalam masalah energi dan sumber daya alam, hal ini yang membuat peran kita berbeda dari mahasiswa dari universitas-universitas lain," ujar Inu. Di akhir pembicaraan, Inu berharap agar peran mahasiswa ITB bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan isu dan permasalahan yang ada di masyarakat.
Tujuh belas delegasi ITB untuk ajang ini adalah Adrian Gilrandy, Andra Riandita, Aryani Atmosudirjo, Dian Novita Kusumadewi, Diedra Putri Hapsari, Dito Krista, Elsa Yudhita Yusra, Gladys Brigita, Huibert Tjokrobudyanto, Kartika Ayu Handayani, Marla Meta, Marsha Faradina, Matiinu Iman Ramadhan, Mikael Aditya Chandra, Muhammad Afif Gunung, Srihajeng Rachmadiary, dan Yosaka Eka Putranta.
Sumber gambar http://itb4hnmun.files.wordpress.com