Tim BRIN-ITB-NTU Beraudiensi dengan Pemkab Bandung Barat untuk Memulai Pembangunan Observatorium Sesar Lembang

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG BARAT, itb.ac.id—Tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Nanyang Technological University (NTU), Singapura, beraudiensi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk dimulainya pembangunan Observatorium Sesar Lembang, Rabu, 20 April 2022 pukul 09.00 WIB.

Observatorium Sesar Lembang sangat penting perannya untuk dapat mendukung riset dan inovasi mitigasi bencana kegempaan di wilayah Bandung metropolitan. ITB menjadi bagian dari tim kolaborasi tersebut, sebagai bagian dari peneliti kebumian di Indonesia, juga sebagai upaya untuk dapat memahami lebih baik lagi terkait sains potensi bahaya dan risiko gempa bumi dari Sesar Lembang.

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, Ketua Tim dari ITB, Dr. Endra Gunawan dari Kelompok Keahlian Geofisika Global (KK GG), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM), menuturkan bahwa sejak 2019, KK GG sudah berkontribusi terhadap lima stasiun kontinu GNSS (Global Navigation Satellite System) untuk pengamatan deformasi secara teliti yang didukung melalui dana riset internal ITB.

“Pada tahun 2022, Tim dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, yang diketuai oleh Dr. Nuraini Rahma Hanifa, akan berkontribusi terhadap tambahan tiga stasiun kontinu GNSS dan tiga stasiun seismik untuk mendeteksi kejadian gempa bumi,” ujarnya.

Dr. Endra menambahkan, di samping sains bahaya gempa, tujuan lain dari Observatorium Sesar Lembang ini adalah untuk wisata edukasi bagi masyarakat dan juga akademisi. Peralatan GNSS yang digunakan untuk pengamatan deformasi dan seismik untuk deteksi gempa direncanakan akan dibuat secara real-time dengan desain penempatan saat ini di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat dan Kompleks Tahura.

“Oleh karenanya, diharapkan dengan dibangunnya Observatorium Sesar Lembang melalui kolaborasi yang dilakukan ini, akan dapat memberikan semua informasi bahaya Sesar Lembang sehingga menjadikan masyarakat paham dan mengerti untuk dapat hidup berdampingan dengan bencana gempa dari Sesar Lembang tersebut,” jelasnya.

Pihak Pemkab Bandung Barat, yang diwakili oleh Ir. H. Asep Sodikin, MUM., selaku Sekretaris Daerah, mengatakan, rencananya pembangunan Observatorium Sesar Lembang harus disambut dengan baik dari sisi pariwisata dan pendidikan. Sehingga Sesar Lembang tidak lagi menjadi faktor yang ditakuti orang. Akan tetapi, pembangunannya perlu dilihat secara tata ruang.

Dia mengatakan, sesuai arahan Plt. Bupati Bandung Barat, menyambut baik untuk merealisasikan rencana ini. Sebab diskusi tentang pembangunan observatorium sudah pernah dibahas sebelumnya.

"Lembang adalah tempat wisata, alangkah baiknya Observatorium Sesar Lembang berisi informasi edukatif, sehingga masyarakat umum bisa memahami Sesar Lembang dan bagaimana menghadapinya," jelasnya.