Tim Ganeshaprise ITB Berhasil Raih Juara di Hult Prize Regional Australia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Dok Pribadi

BANDUNG, itb.ac.id – Tim Ganeshaprise dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menorehkan prestasi di tingkat internasional dalam lomba Hult Prize Foundation tingkat regional yang diadakan di Australia pada 12 – 13 April 2019 lalu. Tim tersebut terdiri atas Immanuel Deo Juvente Hasian Salalahi (Alumni Tenaga Listrik, STEI 2015), Albert Gianta Margono (Alumni Arsitektur, SAPPK 2015), dan Pasasa Fridericiana Marie (SBM 2021).


Hult Prize sendiri adalah lomba start up yang bertujuan menciptakan ide bisnis untuk menyelesaikan permasalahan dunia. Tahun ini Hult Prize mengeluarkan topik Youth Employment yaitu bagaimana cara menciptakan ide bisnis untuk  menyediakan sepuluh ribu lapangan pekerjaan bagi anak muda untuk sepuluh tahun ke depan.

Tim Ganeshaprise hadir menawarkan solusi yaitu ide membuat digital platform dengan menggunakan potensi 1.902 desa yang ada di Indonesia dengan menekankan pertumbuhan desa itu sendiri. Salah satu contohnya ialah memaksimalkan keindahan alam sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan di desa tersebut. Platform ini diharapkan nantinya bisa menjadi media yang  menghubungkan turis dengan potential village. 

Tim Ganeshaprise  memiliki ekspektasi bahwa dengan adanya platform ini akan ada 226 potential village di Indonesia dan akan tersedia 45.200 lapangan pekerjaan untuk sepuluh tahun ke depan. Start-up mereka diberinama “DoSoon” yang tidak lain merujuk pada kata dusun.

Marie bersama timnya sudah mempersiapkan lomba ini secara matang dengan waktu yang cukup lama. Pada bulan Desember 2018 lalu mereka mendapat pengumuman bahwa berhasil lolos tahap pertama. Mereka  memiliki 4 bulan persiapan untuk mempersiapkan materi lomba ini dengan matang. “Karena kami berbeda jurusan, tidak jarang kami mengalami hal seperti perbedaan jadwal dan perbedaan pandangan. Namun hal ini kami jadikan sebagai tantangan hingga akhirnya kami menjadi tim yang bisa menang di tahap ini,” ujar Marie. 

Berkat ide kreatif, kemauan, dan kegigihan yang mereka punya akhirnya mereka bisa menang sebagai juara pertama di tahap finalis regional.  Setelah tahap ini,  mereka  akan mengikuti proses inkubasi bisnis selama 6 minggu, lalu mereka akan mengikuti tahap final di London Juli 2019 nanti. Tim Ganeshaprise menjadi satu-satunya perwakilan ITB dan Indonesia yang menjadi juara satu di tingkat regional. Tingkat regional ini diadakan di 30 negara yang berbeda, dan setiap pemenang regional akan dikirim ke London. Mereka akan dibimbing oleh para pengajar, profesor, maupun CEO terbaik di bidang masing-masing, untuk semakin mempertajam ide dan sistem yang dirancang. 6 finalis akan dipilih untuk bertanding di Global Final Round di Boston, September 2019 mendatang.

“Saingannya ketat, apalagi karena lawan kami banyak yang sudah S2.  Kami sempat tidak berharap untuk menang. Ditambah lagi waktu pitching yang diberikan hanya 6 menit. Namun, puji Tuhan akhirnya kami berhasil,” ujar Immanuel Deo selaku ketua tim Ganeshaprise.

Tim Ganeshaprise berharap, mereka bisa menang di final nantinya sehingga mereka bisa mengimplementasikan ide ini di Indonesia karena hal ini jugalah yang menjadi motivasi mereka ingin mengikuti lomba ini. “Doakan kami agar dapat megharumkan nama Indonesia di finali Hult Prize, London” ucap Albert.

“Melalui program pemerintah yang menggalakkan dana untuk meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata, kami yakin start-up ‘DoSoon’ akan didukung oleh instansi pemerintah, instansi independen, maupun ITB sendiri yang sejak tahun 2015 telah mengubah arah geraknya menjadi ‘Entrepreneurial University’,” tambah Marie.

Reporter : Elisabeth Sirumapea (Magang IJA 2019)