Tim PKM-RE Teknik Geofisika ITB Investigasi Karakteristik Bawah Permukaan Kabupaten Sumedang

Oleh Rayhan Adri Fulvian - Teknik Geofisika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Tim Mahasiswa Teknik Geofisika ITB, Hovers Rover, yang ikut serta dalam PKM-RE 2024 melalui penelitian di Kabupaten Sumedang, Selasa (2/7/2024). (Dok. Tim PKM-RE: Hovers Rover)

SUMEDANG, itb.ac.id – Lima mahasiswa Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung (ITB) tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta (RE). Mereka mengangkat tema “Investigasi Karakteristik Bawah Permukaan Kabupaten Sumedang Menggunakan Parameter Vs 30 dan Kurva HVSR Guna Pemetaan Daerah Rawan Potensi Gempa”.

Tim PKM-RE ini dibimbing oleh Dr. Ir. Zulfakriza, S.Si., M.T., dan beranggotakan lima mahasiswa, yaitu Izal Syafarudin (Ketua), Fina Zahara (Data Acquisition Specialist), Siti Hakikiah Nur Azmi (Data Scientist), Muhammad Khairilazhar Raihan (Data Interpreter), dan Collin Sheima Budin (Social Media Specialist).

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tingkat kerentanan di zona sumber gempa Sumedang 2023 terhadap bahaya seismik. Hasil penelitian berupa peta daerah rawan gempa yang dapat digunakan sebagai edukasi bagi masyarakat dan menjadi informasi penting dalam upaya pengurangan risiko bencana gempa.

Persiapan Tim Hovers Rover dimulai dari diskusi dengan dosen pembimbing untuk perencanaan awal riset, dilanjutkan dengan riset dan survei pada Mei 2024. Mereka melakukan pengecekan alat pada Juni 2024 guna memastikan kondisi yang baik sebelum melakukan penelitian akuisisi data ke Kabupaten Sumedang pada 2-5 Juli 2024.

Seismometer merupakan instrumen yang digunakan untuk merekam gelombang seismik atau alat yang digunakan untuk merekam getaran pada tanah. Acuan penelitian ini adalah data gelombang seismik. Metode Horizontal-to-Vertical Spectral Ratio (HVSR) digunakan untuk mengarakterisasi batuan di area studi dengan menggunakan data gelombang seismik tersebut.

Alat seismometer yang digunakan dalam penelitian. (Dok. Tim PKM-RE: Hovers Rover)

Penelitian ini melibatkan tiga tahapan, yaitu akuisisi data, pengolahan data, dan interpretasi data. Pada metode HVSR, akuisisi data adalah tahap pengumpulan rekaman mikrotremor di suatu lokasi pengamatan. Mikrotremor ini merupakan data rekaman pergeseran atau pergerakan kontinu di bawah permukaan bumi dengan amplitudo kecil dan jangkauan frekuensi yang lebar. Peralatan utama yang digunakan adalah seismometer yang mampu merekam tiga komponen getaran.

Pada tahapan pengolahan data HVSR, rekaman mikrotremor diolah untuk menghasilkan nilai frekuensi natural dan faktor amplifikasi dari titik pengamatan. Proses ini melibatkan perbandingan frekuensi dari gelombang mikrotremor pada komponen vertikal dan horizontal. Dari nilai frekuensi natural dan faktor amplifikasi ini, data lebih lanjut dapat diolah untuk menentukan kerentanan seismik, parameter Vs 30, dan kedalaman lapisan sedimen yang lunak.

Tahapan interpretasi data sangat penting untuk mengorelasikan hasil pengolahan dengan data pendukung lainnya sehingga dapat diperoleh informasi yang bermanfaat mengenai daerah pengamatan. Dalam metode HVSR, interpretasi data dapat digunakan untuk memetakan daerah rawan gempa bumi, struktur pondasi batuan penunjang, dan investigasi kelayakan bangunan terhadap bahaya gempa bumi.

Penelitian geofisika semacam ini sangat penting dalam upaya mitigasi bencana dan pengelolaan risiko gempa bumi. Dengan memahami karakteristik bawah permukaan, dapat ditentukan langkah-langkah preventif yang lebih baik untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur dari potensi bencana alam.

“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam membantu masyarakat dan pemerintah Kabupaten Sumedang dalam upaya pemetaan dan mitigasi bencana di wilayah tersebut,” ujar ketua tim, Izal Syafarudin.

Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)