Tim Protokoler ITB Adakan Seleksi Pertama Calon Anggota Baru
Oleh Abdiel Jeremi W
Editor Abdiel Jeremi W
BANDUNG, itb.ac.id - Wisuda adalah salah satu acara yang dinanti-nanti oleh civitas akademika ITB. Selain karena adanya parade wisuda di ITB Ganesha, terdapat Sidang Terbuka Wisuda yang megah dan khidmat di dalam Sasana Budaya Ganesha. Lancarnya sebuah acara rektorat layaknya wisuda tak lepas dari usaha sebuah kelompok yang bernama Tim Protokoler ITB. Merekalah yang memastikan keberjalanan dan kesuksesan berbagai jenis kegiatan formal rektorat seperti wisuda, penerimaan mahasiswa baru, dan kegiatan penandatanganan MoU antara ITB dengan lembaga lain. Di ITB, tim protokoler yang terdiri dari mahasiswa ini bekerja di bawah Sub Direktorat Protokol dan Dokumentasi. Karena beranggotakan mahasiswa yang sewaktu-waktu akan menyelesaikan perkuliahan, dibutuhkan regenerasi demi menjaga kualitas dan kuantitas anggota tim ini. Hal itulah yang disadari oleh Tim Protokoler ITB. Pada hari Selasa (22/09/15), mereka mengadakan seleksi pertama anggota baru di Ruang 9232 GKU Timur ITB. Walaupun dimulai pada pukul 19.00 WIB, antusiasme peserta yang hadir sangat terlihat dengan banyaknya jumlah peserta yang hadir. "Ke-270 peserta ini akan disaring lagi menjadi hampir setengahnya, yaitu 120-an," ujar Samitha.
Agenda yang pertama kali dilakukan adalah pengenalan Tim Protokoler kepada para calon anggota baru oleh Dra. Samitha Dewi Djajanti selaku Kepala Direktorat Humas dan Alumni yang membawahi Sub Direktorat Protokol dan Dokumentasi. Samitha menekankan bahwa kinerja seorang protokoler sangat penting karena merupakan halaman depan yang dapat dinilai oleh sosok-sosok penting dalam berbagai acara. Oleh karena itu, seorang protokoler harus memiliki sifat disiplin, tegas, dan bertanggung jawab. Selain itu, dibutuhkan juga kecakapan berkomunikasi dengan baik, mengambil keputusan darurat, serta mampu kerja sama. Tim Protokoler berkontribusi dalam menyusun acara, menentukan pelaku acara, mempersiapkan ruangan dan layout, hingga kalimat yang harus disampaikan oleh pelaku acara. "Seorang protokoler harus dapat berbicara tegas, namun lembut, sehingga lawan bicara dapat mengikuti panduan operasi baku dan acara berjalan dengan lancar," kata beliau. Dengan menjadi anggota Tim Protokoler, seorang mahasiswa dapat mengembangkan soft skill nya, terutama saat bekerja dalam tim dan saat berkoordinasi. "Sebagai tim protokoler kami banyak belajar merancang dan terlibat dalam acara ITB, baik internal maupun dengan instansi atau pemerintah. Tak jarang kami menikmati kesempatan bertemu langsung dengan pejabat ITB dan pejabat negara. Kalau pernah lihat acara ITB dan ada sekumpulan petugas berpakaian rapi, itulah kami!," ujar Fedik Yehezkiel Hutahaean (Teknik Sipil 2011), Koordinator Tim Protokoler periode ini.