Tim Student English Forum ITB Juara Lomba Marketing Debate 2019

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Dok. Pribadi


BANDUNG, itb.ac.id -  Prestasi membanggakan berhasil diraih Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Student English Forum (SEF) yang berhasil menyabet gelar Juara 1 Nasional Lomba Indonesia Marketing Debate, Java Business Competition yang diselenggarakan pada tanggal 28-29 September 2019 di Telkom University, Bandung.

Indonesia Marketing Debate merupakan bagian dari acara The 8th Java Business Competition yang rutin diadakan oleh Telkom University setiap tahunnya. Pada tahun 2019 ini, The 8th Java Business Competition menyelenggarakan tema besar “Millenial Action to Create the Strongest Digital Economy for National Development” sedangkan tema lomba Indonesia Marketing Debate sendiri yaitu “Conquering the Market by Maximizing Digital Economy”. Kedua tema ini erat kaitannya dengan kondisi aktual saat ini dimana sektor ekonomi mulai bertransformasi menjadi ekonomi digital. Hal ini tentu menciptakan sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh generasi milennial di Indonesia.

Tim perwakilan dari Student English Forum ini menamai dirinya “Marsimisme”. Tim Marsimisme sendiri terdiri dari Salsafia Putri (Teknik Pangan 2016), Vincentius Michael (Matematika 2016) dan Gardahadi (Teknik Informatika 2017).

Lomba ini diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia. Tim SEF ITB berhasil unggul dari lawannya yang berasal dari Telkom University dan Universitas Lambung Mangkurat dalam hal merespon argumen lawan dengan menambahkan studi kasus yang nyata terkait marketing dan industri yang diberikan.

Selain meraih penghargaan tim, penghargaan Best Speaker pun diberikan kepada salah satu anggota tim Marsimisme yaitu Salsafia Putri. Kategori Best Speaker diberikan kepada peserta debat yang mampu memberikan argument yang lengkap serta persuasif. Semakin baik argumen yang diberikan maka semakin menambah poin kemenangan bagi tim tersebut.

Untuk meraih hasil yang maksimal tentu saja Tim Marsimisme melakukan persiapan sebaik mungkin. “Kami ketemu bareng-bareng untuk diskusi materi yang diberikan panitia sebagai ‘prepared motion’ lalu di situ kami riset dan brainstorming argumen serta studi kasus nyata apa yang bisa kami bawa,” ucap Salsafia.

Terakhir, Salsafia memberikan motivasi kepada sesama mahasiswa untuk tidak menutup diri terhadap kesempatan dan peluang yang ada. “Walaupun latar belakang kita berasal dari lingkungan teknik bukan berarti kita akan kalah bersaing di lomba-lomba yang berhubungan dengan bisnis maupun marketing. Satu hal yang penting dilakukan adalah memahami tema dari lomba tersebut. Kemungkinan menjadi pemenang tentu ada ketika kita mampu untuk menemukan peluang dan berusaha tekun dalam menjalani peluang tersebut terlepas dari apapun latar belakang kita,” tutup Salsafia.

Reporter: Qinthara Silmi Faizal (Manajemen, 2020)