TRANSFORMING ASIAN CITIES
Oleh Unit Sumber Daya Informasi
Editor Unit Sumber Daya Informasi
Setelah sukses di beberapa kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta), kini giliran Kota Bandung yang menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan sebuah pameran keliling yang berasal dari sebuah Universitas di Belanda. Bertempat di Galeri Departemen Arsitektur, Labtek XI A Kampus ITB, pameran bertajuk Transforming Asian Cities ini cukup mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, terutama pihak yang berasal dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 23 November hingga 4 Desember 2004 ini, pada dasarnya terselenggara atas prakarsa dua buah institusi pendidikan yang bergerak di bidang arsitektur dan perencanaan kota. Kedua institusi pendidikan tersebut adalah Universitas Teknologi Delft (Delft University of Technology) serta Berlage Institut.
Universitas Teknologi Delft, melalui Fakultas Arsitek, Perkotaan, dan Ilmu Bangunannya ( Faculty of Architecture, Urbanism, and Building Science) bekerjasama dengan sebuah laboratorium internasional untuk para post graduate di bidang pendidikan, research dan pengembangan arsitektur, perencanaan kota dan desain lansekap yang berada di Berlage Institut membuat sebuah kegiatan bersama dalam rangka memberikan impresi dari berbagai metode dan konsep yang dikembangkan di institusi tersebut melalui sebuah proses pendidikan dalam rangka mengembangkan kota-kota di Asia pada abad ke-21 ini.
Karya-karya yang menjadi fokus dalam pameran kali ini, pada hakikatnya merupakan sebuah proyek para mahasiswa tingkat akhir dari kedua institusi tersebut. Mulanya, para mahasiswa diminta untuk menganalisis perkotaan serta masalah sosial yang ada di dalamnya. Hasil analisis tersebut dimunculkan dalam bentuk sebuah desain dan strategi perencanaan baru yang berkaitan dengan isu transformasi sebuah kota.
Atas koordinasi dengan Erasmus Huis, akhirnya hasil karya yang dianggap memenuhi kriteria terbaik dari kedua institusi pendidikan ini dipamerkan ke beberapa tempat di dunia melalui kegiatan pameran keliling. Pameran ini sendiri bisa disebut juga sebagai sebuah alat untuk mempresentasikan hasil karya para mahasiswa tingkat akhirnya, yang kini sudah menyelesaikan studinya. Sebut saja karya dari salah seorang mahasiswa asal Indonesia, Budi Pradono dengan judul The City for All atau karya pelajar China, Zhou Xiaoyang yang tampak begitu ingin memperlihatkan berbagai bentuk perubahan yang bisa dilakukan untuk memberi kenyamanan lebih bagi para penguni suatu kota.
Karina.