TRULI : Teknik Industri Peduli – We Care We Share
Oleh
Editor
Sabtu (31/3) mahasiswa Teknik Industri 2006 menyelenggarakan acara TRULI (Teknik Industri Peduli) di Lapangan Basket Campus Center ITB. TRULI merupakan acara penjualan sembako murah kepada masyarakat yang kurang mampu dengan sistem kupon.
Sembako yang dijual dalam bentuk paket-paket yang berisi 4 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 1 kg gula pasir. Dalam acara ini, satu paket sembako senilai Rp 33.800 dijual dengan harga Rp 5.000. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 7 jam ini berhasil menjual 614 paket sembako kepada masyarakat yang kurang mampu.
Sebelumnya, panitia telah menyebarkan 623 kupon kepada masyarakat kurang mampu di lingkungan sekitar kampus ITB. Dalam penyebaran kupon, panitia bekerja sama dengan 5 DKM setempat untuk mendapatkan data masyarakat kurang mampu di daerah tersebut yang kemudian diberi kupon. Kelima DKM ini antara lain, DKM Daarut Dakwah, DKM Al-Hasanah, DKM Al-Islam, DKM Al-Ihsan, dan DKM Al-Bayyinah. Panitia juga bekerja sama dengan LPKM ITB untuk penyebaran kupon kepada pegawai ITB yang berpenghasilan sangat minim.
Acara dimulai pada pukul 09.30 wib dan dibagi ke dalam 3 shift, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan antrian pada satu waktu. Masyarakat yang memiliki kupon dapat segera masuk ke venue setelah melakukan validasi kupon. Kemudian dapat segera mengambil paket sembako dengan dipandu oleh panitia.
Mahasiswa Teknik Industri 2006 sejumlah 217 orang yang tergabung dalam kepanitiaan acara ini seluruhnya dikerahkan di lapangan, sehingga acara ini berjalan hampir tanpa gangguan yang berarti. Pihak panitia juga telah mempersiapkan keamanan dan posko kesehatan untuk menanggulangi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Beberapa panitia sempat disibukkan oleh masyarakat yang ingin membeli paket sembako namun tidak memiliki kupon. Hal ini dapat diatasi segera setelah panitia memberikan penjelasan secara persuasif kepada masyarakat.
Acara peduli sosial seperti ini memang sinergi dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yang menitikberatkan kepada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Kami mahasiswa Teknik Industri 2006 sengaja mendesain acara peduli sosial dalam bentuk pasar sembako murah ini untuk mewujudkan rasa kepedulian kami kepada masyarakat sekitar, namun kami tidak membagikan paket-paket sembako ini secara cuma-cuma agar tidak timbul rasa ketergantungan,” jelas Mina Azhar (TI’06) selaku ketua panitia.
Kemudian sebagai follow up acara ini, hasil dari penjualan sembako murah ini akan disumbangkan kepada panti asuhan yang membutuhkan. Jadi, semakin nyata peran mahasiswa dalam mewujudkan pengabdian masyarakat.
Sembako yang dijual dalam bentuk paket-paket yang berisi 4 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 1 kg gula pasir. Dalam acara ini, satu paket sembako senilai Rp 33.800 dijual dengan harga Rp 5.000. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 7 jam ini berhasil menjual 614 paket sembako kepada masyarakat yang kurang mampu.
Sebelumnya, panitia telah menyebarkan 623 kupon kepada masyarakat kurang mampu di lingkungan sekitar kampus ITB. Dalam penyebaran kupon, panitia bekerja sama dengan 5 DKM setempat untuk mendapatkan data masyarakat kurang mampu di daerah tersebut yang kemudian diberi kupon. Kelima DKM ini antara lain, DKM Daarut Dakwah, DKM Al-Hasanah, DKM Al-Islam, DKM Al-Ihsan, dan DKM Al-Bayyinah. Panitia juga bekerja sama dengan LPKM ITB untuk penyebaran kupon kepada pegawai ITB yang berpenghasilan sangat minim.
Acara dimulai pada pukul 09.30 wib dan dibagi ke dalam 3 shift, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan antrian pada satu waktu. Masyarakat yang memiliki kupon dapat segera masuk ke venue setelah melakukan validasi kupon. Kemudian dapat segera mengambil paket sembako dengan dipandu oleh panitia.
Mahasiswa Teknik Industri 2006 sejumlah 217 orang yang tergabung dalam kepanitiaan acara ini seluruhnya dikerahkan di lapangan, sehingga acara ini berjalan hampir tanpa gangguan yang berarti. Pihak panitia juga telah mempersiapkan keamanan dan posko kesehatan untuk menanggulangi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Beberapa panitia sempat disibukkan oleh masyarakat yang ingin membeli paket sembako namun tidak memiliki kupon. Hal ini dapat diatasi segera setelah panitia memberikan penjelasan secara persuasif kepada masyarakat.
Acara peduli sosial seperti ini memang sinergi dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yang menitikberatkan kepada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Kami mahasiswa Teknik Industri 2006 sengaja mendesain acara peduli sosial dalam bentuk pasar sembako murah ini untuk mewujudkan rasa kepedulian kami kepada masyarakat sekitar, namun kami tidak membagikan paket-paket sembako ini secara cuma-cuma agar tidak timbul rasa ketergantungan,” jelas Mina Azhar (TI’06) selaku ketua panitia.
Kemudian sebagai follow up acara ini, hasil dari penjualan sembako murah ini akan disumbangkan kepada panti asuhan yang membutuhkan. Jadi, semakin nyata peran mahasiswa dalam mewujudkan pengabdian masyarakat.