Pelatihan Pendamping Sebaya di ITB: "Treat Yourself - Panduan Self-Care untuk Pendamping”

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Bimbingan Konseling Institut Teknologi Bandung (BK ITB) menggelar pelatihan yang bertajuk "Treat Yourself: A Self-care Guide for Helper" guna mempersiapkan para calon Pendamping Sebaya 2024.

Para pendamping sebaya sendiri merupakan mahasiswa perwakilan masing-masing Fakultas/Sekolah yang ada di ITB yang membantu BK ITB untuk mempermudah proses konseling mahasiswa. Pelatihan Calon Pendamping Sebaya ini diselenggarakan pada Minggu (27/11/2023), di Gedung Kuliah Umum Timur (GKUT) ITB Kampus Ganesha, Bandung. Pelatihan ini diisi oleh Psikolog dari BK ITB, Yusi Prasiwi, S.Psi., M.Psi., sebagai pemateri.

Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa, ITB turut memberikan perhatian pada aspek kesejahteraan mental dan emosional melalui pelatihan ini. Sebagai bagian dari upaya untuk membekali para pendamping sebaya dengan keterampilan yang diperlukan, dalam pelatihan ini membahas berbagai cara untuk terlibat dalam self-care, khususnya bagi mereka yang berperan sebagai pendamping sebaya.

Dalam pelatihan ini, para peserta diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri. Pemahaman ini menjadi krusial karena ketidakseimbangan dapat membawa dampak buruk, termasuk keadaan burn out, yang membuat pendamping sebaya kesulitan membantu orang lain.

Yusi menekankan bahwa banyak situasi yang dapat menimbulkan perasaan frustrasi pada pendamping. Mulai dari dampak yang tidak sesuai harapan pada dampingan hingga beban kerja yang terlalu banyak, semua aspek ini menjadi fokus diskusi.

Dalam konteks ini, Yusi menjelaskan bahwa self-care diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dapat meningkatkan energi fisik dan mental. Manfaat self-care dapat mencakup peningkatan kesehatan secara keseluruhan, pengurangan stres, peningkatan harga diri, dan peningkatan fokus. Yusi juga memberikan tips praktis, termasuk menerapkan batasan, fokus pada hal-hal penting, dan tidak takut untuk mengatakan “tidak”.

Self-care tidak selalu memerlukan biaya mahal atau waktu yang lama. Praktik self-care yang sederhana, seperti berlatih, menjaga hubungan sosial, berolahraga, makan seimbang, dan menetapkan batas antara pekerjaan dan istirahat, dan semua hal sederhana lain yang dapat memberikan dampak positif.


Bagi para pendamping sebaya, praktik self-care lebih lanjut disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, Yusi menambahkan bahwa dengan menggunakan agama sebagai dukungan, mengenali dan mengendalikan gejala burn out, serta menetapkan ulang jadwal kerja adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil.

Sebagai penutup, Yusi mengatakan sebuah pesan yang ia kutip dari sebuah bacaan “Self-care can manifest in many ways. Sometimes, self-care means enjoying a cozy night alone. But other times, it can be asking for help when life gets us down,” ujarnya.

Dengan adanya pelatihan ini menjadi langkah penting dalam mendukung kesejahteraan mental mahasiswa dan membentuk lingkungan kampus yang sehat fisik dan psikis.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)