Webinar SAPPK ITB Bahas Perkembangan Riset dan Implementasi Pembangunan Permukiman di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) menyelenggarakan webinar berjudul "Riset, Teknologi, dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Berkelanjutan di Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045".
Acara ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting pada Kamis (20/7/2023) dan dimoderatori oleh Dr. Ir. Lily Tambunan, M.T., dosen dari Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan SAPPK ITB.
Webinar ini menghadirkan berbagai pembicara ahli di bidangnya, termasuk Dewi Larasati, S.T., M.T., Ph.D. Beliau merupakan Ketua Program Studi Magister dan Doktor Arsitektur SAPPK ITB, sekaligus seorang pakar dalam bidang hemat energi pada bangunan, terutama pada hunian vertikal. Ia telah banyak melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat terkait isu-isu tersebut termasuk pendekatan parametrik serta komponen fabrikasi untuk menurunkan energi pada fase konstruksi dan operasional rumah susun. Dewi Larasati juga telah meraih berbagai penghargaan, termasuk LPDP Research pada 2020 hingga 2023.
Materi yang disampaikan oleh Dewi berjudul “Perkembangan Riset dan Teknologi Implementasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Permukiman di Indonesia.” Dalam presentasinya, dosen pada KK Teknologi Bangunan itu membahas tentang perkembangan riset dan teknologi dalam implementasi pembangunan sarana dan prasarana permukiman di Indonesia. Salah satu fokusnya adalah mengurangi kontribusi bangunan dan hunian terhadap emisi karbon, yang merupakan tantangan besar dalam mencapai target keberlanjutan di sektor ini.
Dewi juga menjelaskan tentang pentingnya fokus pada industri 4.0 dan bagaimana teknologi bangunan dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon secara efektif dan efisien. Ia pun membahas mengenai keberlanjutan dan keterjangkauan hunian di Indonesia, serta pentingnya mengembangkan solusi-solusi inovatif untuk menghadapi tantangan di bidang pembangunan.
Lebih lanjut, Dewi menyoroti kerangka kerja circular ekonomi yang sedang dikembangkan oleh kelompoknya di SAPPK ITB. “Dengan prinsip desain utama yaitu menghilangkan limbah dan polusi, mengedarkan produk dan material berkelanjutan, serta meregenerasi sumber daya alam, kerangka kerja ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam mencapai pembangunan permukiman yang berkelanjutan dan layak,” ujarnya.
Webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang sangat interaktif dan membawa wawasan yang berharga bagi para peserta. SAPPK ITB berharap bahwa webinar ini akan menjadi pemicu bagi lebih banyak kolaborasi dan penelitian yang berfokus pada pembangunan permukiman berkelanjutan di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara emas pada tahun 2045.
Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)