Ahli ITB Ungkap Realita Pembangunan Sarana dan Prasarana Permukiman di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id –Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB kembali menggelar webinar bertajuk "Riset, Teknologi, dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Berkelanjutan di Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045." Webinar ini diselenggarakan melalui zoom meeting berisi untuk berdiskusi tentang perumahan berkelanjutan di Indonesia, Kamis (20/7/2023).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pembicara yang ahli di bidangnya, termasuk Dr. Ir. Agustinus Adib Abadi, M.Sc., dosen dari Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman SAPPK ITB. Ia merupakan lulusan S1 Program Studi Arsitektur ITB, lalu meneruskan pendidikan S2 di The Bartlett School of Architecture and Planning, University College London, serta S3 di Program Studi Arsitektur ITB.
Dr. Adib merupakan seorang ahli dalam mengkaji isu perumahan terkait keterjangkauan adaptasi bermukim, permukiman kumuh, dan dampak sosial ekonomi terhadap karakteristik perumahan. Dr. Adib juga telah menerbitkan beberapa publikasi tentang isu-isu tersebut. Pada webinar ini, Dr. Adib menyampaikan pemaparannya yang berjudul “Realita Pembangunan Sarana dan Prasarana Permukiman di Indonesia Saat Ini dan Peran Akademisi.”
Dalam presentasinya, Dr. Adib menyampaikan bahwa permukiman berkelanjutan harus dipandang sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, termasuk prasarana dan sarana yang mendukung kehidupan masyarakat. Ia juga menyoroti bahwa banyak perumahan di Indonesia masih dibangun secara tidak terencana, mengakibatkan masalah seperti kemacetan, kualitas prasarana yang buruk, dan permukiman kumuh.
Pada diskusi tersebut, dijelaskan bahwa kurangnya perencanaan yang matang dalam pembangunan permukiman menyebabkan banyak perumahan yang tidak memiliki akses yang memadai ke prasarana dan sarana publik seperti transportasi, air bersih, dan saluran pembuangan limbah. “Hal ini menyebabkan berbagai masalah sosial, termasuk polusi udara dan kesulitan akses ke pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Sebagai akademisi, Dr. Adib menekankan pentingnya peran para akademisi dalam menyampaikan aspirasi dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah pembangunan permukiman di Indonesia. Ia menyarankan bahwa kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat, dan kerja sama dengan pemerintah dan industri bisa menjadi cara efektif untuk mencapai tujuan pembangunan permukiman berkelanjutan.
Webinar ini memberikan wadah bagi para akademisi, praktisi, pemerintah, dan masyarakat untuk berdiskusi dan mencari solusi terhadap tantangan dalam pembangunan permukiman di Indonesia. Diharapkan melalui kolaborasi dan penelitian yang lebih mendalam, Indonesia dapat menuju Indonesia Emas 2045 dengan permukiman yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.
Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)