Webinar SITH ITB dan Labkes Jabar: Membahas Satu Tahun Pandemi di Kota Bandung

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Hampir satu tahun masyarakat Indonesia melalui pandemi COVID-19. Sudah banyak upaya yang dilaksanakan untuk melawan bahaya yang ditimbulkan oleh pandemi ini. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) berkolaborasi dengan Laboratorium Kesehatan Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Kota Bandung mengadakan webinar membahas berbagai upaya dan inovasi yang telah dilakukan untuk memberantas COVID-19 yang telah berlangsung selama satu tahun di Kota Bandung.

Webinar ini diselenggarakan pada Rabu (24/2/2021) dan diisi oleh empat pemateri yaitu Kepala Labkes Jabar drg. Ema Rahmawati, MKM., Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung dr. Ahyani Rakasnagara, M.Kes., Dr.rer.nat. Marselina I. Tan, dan Azzania Fibriani, Ph.D. dari ITB. Acara webinar ini dimulai dengan kata sambutan dari Dekan SITH ITB, Dr. Endah Sulistiyawati dan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof.Dr. I Gede Wenten.

Pada sesi pertama, drg. Ema Rahmawati, MKM., membahas tentang aplikasi Jabar Digital Service (JDS) dalam manajemen laboratorium pemeriksa COVID-19 di Jawa Barat. Ia mengatakan, Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat mulai menggunakan SIMLab Pikobar pada 15 Juni 2020.

SIMLab Pikobar adalah salah satu aplikasi yang menginduk pada super-app Pikobar Health System. Aplikasi ini menampilkan berbagai kelompok angka seperti angka positif COVID-19, negatif COVID-19 hingga berbagai detail lain seperti persentase pasien positif, rata-rata usia pasien, dan perubahan rata-rata nilai CT per bulan berdasarkan sampel yang didapat untuk diperiksa. Aplikasi SIMLab Pikobar juga akan terus dikembangkan dan diperbaiki agar dapat bisa terintegrasi dengan sesama aplikasi Pikobar Kemenkes hingga Allrecord Kemenkes.

Pemaparan materi kedua dilanjutkan oleh dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes., yang menyampaikan hasil pemeriksaan COVID-19 di Kota Bandung. Tercatat bahwa kini terdapat 29.521 pasien positif COVID-19 di Jawa Barat yang masih dalam perawatan. Selain itu 162.670 pasien di Jawa Barat terkonfirmasi sembuh dan 2.178 terkonfirmasi meninggal. Dalam pemaparan materi ini pula ditampilkan berbagai data seperti angka reproduksi Kota Bandung, jumlah ruang isolasi rumah sakit, persentase keterisian kamar isolasi, dan hasil pemeriksaan PCR dan PDT.

Sementara itu, Dr.rer.nat. Marselina I. Tan memaparkan materi tentang analisis hasil Whole Genome Sequencing Coronavirus di Indonesia. Data-data yang ditampilkan pada pemaparan materi kali ini adalah frekuensi clade per provinsi, distribusi mutasi per bulan, distribusi hotspot mutation, mutasi hotspot pada gen s, mutasi hotspot pada gen NSP12, mutasi hotspot pada gen N, hingga varian SARS CoV-2 yang baru. Kesimpulan dari pemaparan materi ini adalah, Virus SARS-CoV2 saat ini yang sudah di analisa di Indonesia adalah tipe GH, GR, G, L, O, dan tipe GH merupakan yang terbanyak.

Terakhir, pemaparan materi keempat disampaikan oleh Azzania Fibriani, Ph.D yang menjelaskan tentang analisis data transkriptomik pasien COVID-19. Di sesi ini, ia menjelaskan berbagai hal tentang efek dari COVID-19 terhadap tubuh manusia.

Dia menjelaskan DNA sebagai penyimpan informasi genetik, ekspresi gen dan transkriptomik, hingga proses masuknya infeksi Covid-19 ke dalam tubuh manusia beserta gejala dan tingkatannya.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi genomik dan transkriptomik pada pasien yang memiliki gejala moderat dan yang tidak memiliki gejala. Kesimpulan dari materi ini adalah, terdapat perbedaan dalam data WGS Covid-19, Ko-Infeksi dan human transcriptomics antara kelompok pasien OTG dan bergejala moderat. Data dari penelitian ini dapat digunakan untuk lebih memahami patogenistitas dari COVID-19.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (TPB FTI,2020)