Women In Politic: American Corner ITB Jadi Saksi Perjuangan Nova Riyanto Yusuf
Oleh Abdiel Jeremi W
Editor Abdiel Jeremi W
BANDUNG, itb.ac.id - Menuju seratus tahun kemerdekaan Indonesia, peran wanita semakin terasa dalam pembangunan tanah air. Hal inilah yang disorot oleh American Corner Perpustakaan Pusat ITB dalam setahun ke depan. Perpustakaan Pusat ITB hendak semakin mengukuhkan fungsinya sebagai . Oleh karena itu, American Corner mengadakan sebuah seri seminar bertajuk "Women Empowerment". Seri seminar ini diharapkan dapat menginspirasi wanita-wanita Indonesia untuk terus berkarya, apapun profesinya.
Seri pertama dari seminar tersebut diadakan bertepatan dengan hari demokrasi internasional, yakni pada Jumat (15/09/17). Karena itu, seminar yang diadakan di ruang multiguna Perpustakaan Pusat ITB ini mengangkat topik "Women in Politics". American Corner ITB mengundang Nova Riyanti Yusuf (Anggota Komisi IX DPR RI periode 2009-2014). Seminar ini dihadiri oleh civitas akademik ITB serta berbagai perguruan tinggi di Bandung.
Visi: 'Atas Nama Jiwa'
Dalam seminar ini, Nova banyak bercerita tentang hidupnya dan pengalaman-pengalaman pribadi. Nova adalah seorang politisi dengan latar belakang medik. Beliau adalah alumnus pendidikan kedokteran salah satu universitas swasta di Jakarta. Di samping itu, Nova memiliki hobi menulis (creative writing) yang terus ia tekuni. Dokter spesialis kejiwaan ini memiliki sebuah tujaun dalam hidupnya, yakni untuk membela hak asasi manusia (HAM) para penderita penyakit kejiwaan. Oleh karena itu, Nova memilih terjun ke dalam dunia politik.
Singkat cerita, Nova berhasil menjadi anggota DPR pada tahun 2009. Di antara banyaknya regulasi yang dihasilkan oleh DPR selama periode tersebut, salah satunya adalah hasil inisiasi Nova. Karya besar tersebut adalah Undang-Undang no. 18 tahun 2014 mengenai Kesehatan Jiwa. Undang-undang tersebut berawal dari rapat paripurna DPR yang membahas mengenai definisi psikiater, psikologi, dan penyakit kejiwaan. Nova terus menerus menyatakan pentingnya kesehatan jiwa dalam rapat tersebut. Pada akhirnya, ide tersebut dapat dimasukkan ke dalam daftar awal undang-undang yang diajukan. Perjuangan Nova dan timnya tidak berakhir di situ. Di antara kesibukannya selaku anggota DPR, Nova selalu menyisihkan waktunya untuk mengawal setiap proses pembuatan undang-undang hingga akhirnya lahirlah undang-undang tersebut.
"Semua ini saya lakukan atas nama jiwa. Itulah enaknya jika bekerja untuk sebuah maksud (cause). Apapun yang terjadi, kita terus mendapatkan energi saat kita mengingat apa yang kita perjuangkan," ujar psikiater ini. Setelah rancangan undang-undangan (RUU) Kesehatan Jiwa disahkan menjadi Undang-Undang pada Juli 2014, Nova dan anggota Komisi IX DPR pun berenang dalam kolam di gedung DPR sebagai bentuk perayaan. Tidak hanya itu, ia kemudian diundang sebagai visiting scientist di Harvard Medical School, Amerika Serikat. Perjuangan melahirkan UU no. 18 tahun 2014 itu juga membuat berbagai lembaga internasional memberikan penghargaan kepada Noriyu (singkatan nama lengkap Nova). Setelah era kerjanya di DPR berakhir, Nova tetap melayani masyarakat sebagai psikiater di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan hingga kini.