Workshop on Professional Program in Architectural Education

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB menyelenggarakan sebuah workshop yang bertajuk “Workshop on Professional Program in Architectural Education”. Berlangsung Sabtu (25/11) di Ruang Galeri Labtek IXB, workshop ini dihadiri oleh kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Workshop ini dibuka dengan sambutan dari Dekan SAPPK ITB, Iwan Sudradjat, Ir. M.SA. Ph.D. Sebelum para peserta dibagi ke dalam tiga komisi, yang masing-masing membahas tentang standar kompetensi, metode pembelajaran dan asesmen, dan silabus, berlangsung presentasi dari tiga pembicara, yakni Ass. Prof. Miki Desai (School of Planning, CEPT, Ahmedabad , India), Wu Tzu Chiang (DP Architects, Singapore), dan Ir. Eko Purwono, M.S.Arch.S. (Prodi Arsitektur, ITB, Indonesia). Masalah yang dihadapi pada pendidikan arsitektur di Indonesia adalah tidak adanya standar kurikulum bagi pendidikan arsitektur tingkat sarjana di Indonesia. Begitu pula dengan standar kompetensi seperti pengetahuan, kemampuan, dan sikap-sikap apa saja yang harus dimiliki oleh lulusan pendidikan keprofesian untuk dapat menyandang sertifikat sebagai ahli yang profesional. Selama ini standar kompetensi pendidikan keprofesian arsitektur di Indonesia mengacu kepada beberapa dokumen luar, seperti misalnya UNESCO-UIA Charter For Architectural Education yang disepakati pada tahun 1996 dan Guide to Student Performance Criteria yang dikeluarkan oleh The National Architectural Accrediting Board of America. Sementara itu di bidang pembelajaran, pembelajaran arsitektur memiliki kekhasan dengan adanya metoda pembelajaran studio perancangan arsitektur yang secara umum dianggap paling sesuai untuk pembelajaran kemampuan desain yang melibatkan berbagai permasalah desain yang kompleks. Namun model pembelajaran studio ini banyak dikritik karena ternyata sering dan banyak menyederhanakan permasalahan desain, sering terlalu menekankan pada hasil desain secara komprehensif, sehingga beberapa kompetensi yang dipelajari sering tidak tercapai. Ketiga komisi sidang paralel pada workshop ini membahas dan menemukan solusi dalam ketiga bidang tersebut (standar kompetensi, metode pembelajaran dan asesmen, dan silabus).