Workshop RFEC 2013: Berlatih Membangun Indonesia dengan Industri Kimia

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id --  Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatek) ITB mengadakan Workshop dalam rangkaian acara Regional Future Energy Challenge (RFEC) 2013 pada Sabtu (10/11/12) di Galeri Campus Center Timur ITB. Setelah diadakan selama 13 kali dengan taraf nasional dengan nama Lomba Rancang Pabrik Tingkat Nasional (LRPTN), RFEC 2013 merupakan kali pertama lomba rancang pabrik ini masuk ke ranah regional. Workshop ini pun merupakan acara pre-event rutin yang diadakan sejak 2 tahun terakhir dengan nama Pelatihan Rancang Pabrik (PRP). Berbeda dengan PRP sebelumnya yang hanya menghadirkan satu orang pembicara, Workshop kali ini menghadirkan empat orang pakar Teknik Kimia, antara lain Suryana Natawidjaya (PT Adiwijaya Group), Ignatius Peis Wuryanto (PT Alchemy Sejahtera), Ir. Boi Sormin (PT Rekayasa Industri), dan Dr. Ir. Bayu Suroso (PT Tripatra Engineering and Constructors).

Acara yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini diikuti oleh berbagai mahasiswa dari seluruh Indonesia, termasuk di dalamnya ITB, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sesi pertama diisi oleh Suryana Natawidjaya (alumnus Teknik Kimia 1978) yang memaparkan mengenai bidang kerja Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk membangun pabrik yang banyak dianggap sebagai bidang kerja yang paling memanfaatkan bidang keilmuan teknik kimia. Dalam proyek pembangunan pabrik, Suryana menjelaskan, terdapat berbagai macam disiplin ilmu yang terlibat, antara lain teknik mesin, teknik perpipaan, teknik instrumentasi, teknik elektro, teknik sipil, dan teknik kimia. Insinyur kimia merupakan insinyur proses yang merancang suatu kesatuan proses yang kemudian ditindaklanjuti oleh bidang-bidang ilmu lain.

Pembicara pada sesi kedua adalah Ignatius Peis Wuryanto (alumnus Teknik Kimia 1978) yang banyak menjelaskan mengenai proses manajemen investasi modal pada sebuah proyek pembangunan pabrik dengan contoh pabrik yang sedang ia bangun di daerah Gresik, Jawa Timur. Wuryanto juga menjelaskan bahwa mahasiswa teknik kimia saat ini beruntung karena memiliki kebebasan untuk membangun industri, sementara mahasiswa di masanya diarahkan untuk mengisi posisi kosong pada perusahaan-perusahaan besar. "Mahasiswa teknik kimia dulu dicekoki untuk menjadi jongos besar, sekarang saatnya (mahasiswa teknik kimia) menjadi juragan besarnya," kelakar Wuryanto. Dalam sesi ini, ia juga menjelaskan betapa pentingnya mencoba mengambil resiko untuk mendirikan pabrik sendiri dan mendorong kemajuan industri bangsa.

Setelah makan siang, sesi dilanjutkan dengan pelatihan perhitungan dan perancangan proses yang dibimbing oleh Ir. Boi Sormin, Senior Process Engineer dari PT Rekayasa Industri. Ir. Boi merupakan pembicara yang tidak pernah absen dalam kegiatan pelatihan rancang pabrik untuk membagikan ilmu dan pengalamannya. Sesi terakhir kemudian diisi oleh Dr. Ir. Bayu Suroso yang membagikan pengalamannya sebagai process safety engineer dan menekankan pentingnya pertimbangan keselamatan dalam seluruh proses dalam pabrik kimia. Acara ini kemudian ditutup dengan foto bersama di depan Tugu Soekarno.

Selain Workshop, rangkaian kegiatan RFEC 2013 lainnya adalah Poster Competition, Plant Design Competition dengan tema 'Designing Economically Benefit Aviation Biofuel Plant to Create Carbon Neutral Cycle'. Problem Solving Competition dengan tema 'Optimizing Production of Avtur in Fractionator 211/212-V-14 HC UNIBON Pertamina RU II Dumai', dan Seminar. Seluruh kegiatan ini dapat dipantau pada situs resmi RFEC 2013, yaitu http://www.rfec-itb.com.

Foto: William Wijaya Gozali