Workshop Series LPPM ITB: Ciptakan Industri Akuakultur Berkelanjutan
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses menggelar Workshop Series pada Jumat (13/8/2021). Workshop Series berlangsung dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. LPPM ITB mengundang Guru Besar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Prof. Dr. Gede Suantika dari KK Bioteknologi Mikroba sebagai pembicara.
Prof. Gede Suantika tidak hanya membagikan ilmu dan pengalamannya dalam workshop ini. Dia juga mengajak para pegiat dan penyuka akuakultur untuk berdiskusi. Apalagi Prof. Gede memang menaruh minat kepada akuakultur sejak lama.
Minat Guru Besar SITH terhadap akuakultur terus berkembang setelah menyelesaikan studi S3 di Ghent University Belgia. Bersama LPPM ITB dan SITH, Prof. Gede melakukan banyak riset untuk mewujudkan cita-citanya dalam membuat industri akuakultur yang global dan berkelanjutan.
“Saya bergerak dalam closed system. Artinya, air yang digunakan dalam kultur tidak diganti dan tidak ada limbahnya,” ujar Prof. Gede.
Pada riset pertamanya, Prof. Gede berupaya untuk meneliti mikroba-mikroba fungsional dalam mengatur daur nitrogen kultur. Selanjutnya, dia mengaplikasikan basic science biologi berupa biofiltrasi ke dalam physical engineering. Meskipun konten dan teknologi yang digunakan lokal, hibridisasi sistem tersebut sukses menghasilkan ikan dan udang bermutu tinggi.
Prof. Gede menekankan, industri akuakultur modern perlu menggunakan komponen fisik dan biologi yang tersedia secara lokal. Selain itu, teknologi yang dikembangkan juga harus bisa mengakomodasi aspek-aspek sosial. “Jangan sampai pekerja-pekerja yang ada di industri konvensional akhirnya dikeluarkan,” katanya.
Untuk menutup acara, Prof. Gede menyampaikan harapannya bagi para peneliti muda dan praktisi ITB untuk dapat berpikir secara institusi. Dia ingin mereka mencoba memikirkan hasil dari publikasi-publikasi ilmiah berikut dampak yang diberikan kepada masyarakat.
Reporter: Sekar Dianwidi Bisowarno (Rekayasa Hayati, 2019)