Mahasiswa Prodi Rekayasa Pertanian ITB Raih Medali Perak Kompetisi Esai Nasional SEARY 7.0 Unsoed

BANDUNG, itb.ac.id – Prestasi gemilang kembali ditorehkan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Tim Biodiesel yang terdiri atas Cayla Khansa Yovinus, Erica Nadia Putrie, dan Janeeta Faiza, mahasiswa Program Studi Rekayasa Pertanian, meraih medali perak pada kompetisi esai tingkat nasional, Soedirman Event of Animal Husbandry (SEARY) 7.0 yang diselenggarakan di Universitas Jenderal Soedirman, Kota Purwokerto, Sabtu (4/5/2024).

SEARY 7.0 merupakan kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan Unit Penelitian dan Pengembangan Peternakan (UP3), Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman yang diadakan setiap tahun. Kompetisi ini mengangkat tema “Inovasi dan Kreativitas Gen Z dalam Mencegah Global Boiling Melalui Peningkatan Ketahanan Iklim untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat”.

Tim Biodiesel menjelaskan bahwa dorongan utama berpartisipasi dalam kompetisi ini adalah kesempatan memupuk prestasi dan memberikan kontribusi nyata dalam bidang peternakan. Mereka melihat kompetisi ini sebagai peluang mengembangkan diri dan memberikan solusi atas masalah yang diperdebatkan di sektor peternakan. Selain itu, subtema yang diangkat Tim Biodiesel linear dengan bidang yang sedang ditekuni dan relevan untuk diteliti lebih dalam.

Salah satu hambatan yang dirasakan selama persiapan lomba, salah satunya keterbatasan waktu karena banyaknya tugas akademik. Namun, hambatan tersebut bukanlah penghalang menuju kesuksesan. Tim Biodiesel dapat mengatasinya dengan baik.


Esai yang ditulis Tim Biodiesel mengusung subtema peternakan dengan judul “Potensi Biodiesel Berbahan Dasar Lemak Ayam dengan Katalis Kulit Telur Ayam: Optimalisasi Produksi dan Dampak Lingkungan”. Topik ini berfokus pada pemanfaatan limbah lemak ayam menjadi energi alternatif bahan bakar biodiesel dengan bantuan katalis alami dari kulit telur ayam. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa rendemen biodiesel lemak ayam lebih tinggi dan efektif dibandingkan biodiesel lainnya. Dengan bahan yang mudah didapat, terbaharui, dan katalis alami, dapat menghasilkan optimalisasi produksi biodiesel yang tinggi.

“Sebetulnya penelitian kami ini masih berskala kecil seperti hanya proses pembuatannya bagaimana, efisiensi rendemen biodiesel yang dihasilkan, dan dampak lingkungan. Sehingga diharapkannya, penelitian kami ini dapat menjadi awal dari penelitian skala besar yang dapat merealisasikan impian kami untuk mengurangi global boiling,” tutur Erica.

Kompetisi ini memberi dorongan bagi Tim Biodiesel untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru. Dengan setiap tantangan yang dihadapi, mereka belajar banyak kemampuan baru yang sebelumnya belum dikuasai. Selain itu, partisipasi dalam kompetisi ini juga membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam mengemukakan sebuah inovasi dan ide topik yang telah disusun. Secara keseluruhan, kompetisi ini telah memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan diri Tim Biodiesel, baik dari segi keterampilan teknis maupun soft skills seperti komunikasi dan kerja sama tim.

“Kalau ada tantangan, anggap itu sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Selalu evaluasi performa kalian setiap hal kecil. Dan yang paling penting, nikmati setiap langkah dalam perjalanan kompetisi. Pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh itu lebih berharga daripada hasil akhir,” tutur Janeeta.

Tim Biodiesel berpendapat bahwa kemenangan bukanlah akhir dari suatu pencapaian. Mereka terbuka akan kesempatan dan eksplorasi ide di masa yang akan datang. Dengan kemenangan yang sudah diraih, Tim Biodiesel dapat membuka peluang baru dan terus melangkah ke fase kehidupan selanjutnya untuk terus berkarya.

Reporter: Nattaya Putri Syailendra (Rekayasa Kehutanan, 2022)