Menuju Kursi Rektor ITB 2010-2014: Ahkmaloka Siap Jadikan ITB sebagai World Class University yang Berkebangsaan

Oleh kikywikantari

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Seiring dengan berjalannya waktu, pemilihan rektor Institut Teknologi Bandung 2010-2014 hampir mencapai puncaknya, dengan menyisakan tiga kandidat, yaitu Adang Surachman, Akhmaloka, serta Indra Djati Sidi. Tentunya untuk memilih seorang rektor yang memiliki kapabilitas yang baik, penilaian yang dilakukan pun dari berbagai sudut, tetapi alangkah lebih baiknya apabila penilaian tersebut dilakukan dengan mengenal jauh para calon rektor tersebut.

Pada hari kamis (19/11/09), Dr. Akhmaloka yang ditemui di tengah kesibukannya dalam proses pemilihan Rektor Kita memberikan gambaran visi misinya dalam sebuah wawancara eksklusif oleh Kantor Berita USDI.

T : Apakah visi dan misi Anda sebagai kandidat rektor ITB 2010-2014 ?
J : Visi dan misi saya tentunya ingin menjadikan ITB sebagai world class university yang berkebangsaan. Artinya adalah ITB memiliki prestasi yang baik di mata dunia, karyanya tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk bangsa. Kita tahu bahwa  Indonesia ini memiliki banyak masalah, dari mulai bencana alam, hingga pembangunan, Nah, ITB haruslah berperan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
 
T : Dengan kondisi ITB yang sekarang, apakah bisa mencapai visi dan misi tersebut ?
J : ITB saat ini memang memiliki dosen dan mahasiswa yang memiliki potensi yang tinggi, tetapi potensi yang ada saat ini belum saling sinergi. Misal para dosen memiliki banyak ide, tetapi belum berjalan searah. Mungkin dengan memberikan apresiasi kepada dosen, mahasiswa, dan civitas kampus yang lain, kita dapat mengarahkan ITB untuk mencapai visi misi tersebut, karena ITB mempunyai potensi tersebut.
 
T : Menurut Anda apa saja bidang-bidang yang bisa ditonjolkan oleh ITB ?
J : Sebenarnya sekarang banyak sekali bidang-bidang yang berkembang, tetapi tentunya untuk mengembangkannya kita perlu biaya yang tinggi, apalagi melihat kondisi Indonesia sebagai negara berkembang. Oleh karena itu mungkin hanya beberapa bidang yang bisa ditonjolkan oleh ITB.
 
T : Kemudian bagaimana mengenai program pendidikan yang akan Anda lakukan apabila terpilih menjadi rektor ?
J : Saya ingin mengembangkan program unggulan di tiap bidang dengan aspek industri, entrepreneurship, tidak hanya dengan pengembangan sains yang lebih banyak.
 
T : Lalu bagaimana dengan biaya yang tersedia minim untuk mengembangkan ITB ?
J : Biaya yang minim bukan berarti kita berhenti dalam berkarya, biaya yang minim itu bisa menjadi lebih berarti apabila kita pandai dalam mengatur dana tersebut. Misalnya untuk membeli peralatan, jangan sampai kita membeli yang baru dan canggih, tetapi malah cepat rusak.

Muda, Enerjik

T : Anda adalah calon rektor termuda, apakah yang membuat Anda yakin untuk menjadi  rektor ITB ?
J : Ya, memang saya adalah calon rektor yang paling muda di antara yang lainnya. Saya ingin ITB meregenerasi dari tahun ke tahun, seperti yang diketahui banyak orang, rektor-rektor ITB dari tahun ke tahun kebanyakan dari angkatan tahun 1972 dan 1973, dan mungkin dengan saya menjadi rektor dapat membawa angin segar dalam regenerasi ITB.
 
T : Apa yang Anda tawarkan kepada ITB karena selama ini pengalaman birokrasi rektorat Anda cukup jauh dengan dua calon lainnya ?
J : Yang saya tawarkan adalah perubahan, kemajuan, dan pengembangan di ITB, karena yang muda lebih enerjik dalam bekerja, mudah-mudahan saya bisa diberi amanah tersebut.

Semangat Akhmaloka yang menggebu-gebu untuk mengubah ITB menuju arah yang lebih baik merupakan salah satu modal utama calon rektor ITB.  Gambaran visi dan misi yang menginginkan  perubahan dengan regenerasi  ITB pun mendapat sambutan yang hangat. Tetapi siapapun rektornya, semoga ITB bisa mencapai visi dan misi sebagai world class university yang berkebangsaan sehingga membuat Indonesia ini tersenyum.


scan for download