Advisory Board Sharing Session ke-11 Sekolah Farmasi ITB Bahas Peran BPOM untuk Negeri

Oleh Asep Kurnia, S. Kom

Editor Asep Kurnia, S. Kom


BANDUNG, itb.ac.id—Virus Covid-19 bukanlah menjadi virus yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Virus ini terus berkeliaran dan tak jarang menimbulkan berbagai permasalahan di Indonesia khususnya bidang obat-obatan. Sekolah Farmasi ITB (SF ITB) hadir sebagai salah satu disiplin ilmu yang utamanya bergerak di bidang obat-obatan dan kefarmasian melalui pendekatan teknologi. Di tahun ke-75 ini, SF ITB mengadakan acara Advisory Board Sharing session sebagai salah satu rangkaian acara LUSTRUM XV. Acara Sharing session yang ke-11 ini, mengangkat tema “BPOM for Indonesia” pada Sabtu (1/10/2022).

Acara turut mengundang narasumber Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Dr. Penny K. Lukito, MCP yang dipandu oleh Wakil Dekan Akademik SF ITB Prof. Dr. apt. Elfahmi selaku moderator. Sharing session diselenggarakan secara daring melalui platform ZOOM.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Obat dan Makanan dimaksud, terdiri atas obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan.

Dr. Penny menjelaskan bahwa BPOM tidak hanya bertugas sebagai regulator, tetapi bagian dari entitas pemerintah yang ikut dalam pembangunan bangsa. Sehingga seringkali BPOM melakukan kolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat melalui program-program kegiatan. Berbagai arah kebijakan di tahun 2023 di antaranya, efektivitas dan efisiensi pengawasan OM berbasis risiko, pelayanan publik dan pendampingan pelaku usaha, kapasitas sumber daya (SDM, laboratorium, TIK), pemberdayaan masyarakat, koordinasi dan kemitraan dengan pemangku kepentingan, penindakan kejahatan (obat dan makanan ilegal khususnya jaringan daring), akuntabilitas kinerja dan kelembagaan.

BPOM juga tidak lepas dari peran sistem teknologi informasi dalam pengawasan obat dan makanan untuk efektivitas pengawasan dan kemudahan perizinan berusaha. Penerapan 2D Barcode dan BPOM Mobile menjadi produk unggulan BPOM dalam pemanfaatan sistem teknologi informasi.

Beragam tantangan yang dialami BPOM khususnya di masa Pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. Namun, menurut Dr. Penny tantangan yang ada justru sudah dipersiapkan solusinya jauh–jauh hari yang membuat BPOM tetap bertahan dan tetap bisa bersaing secara nasional dan internasional.

Di masa pandemi, BPOM melakukan inovasi regulasi untuk percepatan akses obat dan vaksin, pemberian izin penggunaan obat (5 jenis obat Covid-19) dan vaksin dalam masa kedaruratan (sebanyak 72 Emergency Use Authorization dan 15 jenis vaksin di Indonesia), mendukung kemandirian akses dan ketersediaan obat dan vaksin nasional, serta optimalisasi laboratorium. ITB menjadi salah satu lembaga yang menjadi tempat uji klinik terutama pengembangan obat herbal/bahan alam oleh BPOM. Selain itu, BPOM juga terus melakukan edukasi terhadap masyarakat, dan tetap menjaga kredibilitas dan daya saing di kancah internasional.

Dr. Penny mengatakan bahwa BPOM juga telah melakukan kerja sama dengan ITB sejak tahun 2018-sekarang. Di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. BPOM membuka kesempatan untuk mahasiswa S2/S3 ITB untuk melakukan riset di BPOM dan membuka kesempatan magang kampus merdeka agar mahasiswa memahami regulatory science dan penerapannya. Selain itu, BPOM juga bekerja sama dengan ITB dalam hal pengujian dan pengembangan laboratorium baku pembanding, dukungan konsultan/tenaga ahli dalam pengawasan obat dan makanan, pengembangan database penelitian, dan hilirisasi inovasi obat herbal/bahan alam Indonesia melalui percepatan pengembangan dan pemanfaatan fitofarmaka melalui pendampingan penelitian praklinik/klinik.

BPOM juga tengah mempersiapkan rencana masa depan. Penerapan Green Laboratory untuk laboratorium BPOM berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan pendekatan Change in Mindset, Resource Savings, Collaboration, dan Innovation. Selanjutnya, guna meningkatkan proses-proses sampling, pengujian, pengolahan/manajemen data, dan pertukaran informasi yang lebih cepat, tepat, dan akurat. Digital Laboratorium juga menjadi sasaran BPOM di masa depan.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)


scan for download