BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung Pemerintah Kota Bandung untuk melakukan penataan di kawasan Jalan Ganesa, Bandung.
Guna mendukung revitalisasi itu, ITB juga telah menyiapkan masterplan serta dokumen visioning guna menata area tersebut. Hal ini juga dilanjutkan dengan berbagai kajian serta perencanaan teknis yang mendukung penataan wilayah itu secara bertahap.
Jajaran pimpinan ITB serta Pemkot Bandung sebelumnya sudah melakukan kajian desain untuk di trotoar serta penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) kawasan Ganesha dan Jalan Gelap Nyawang.
Revitalisasi yang dilakukan oleh Pemkot Bandung ini telah sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Tujuannya guna meningkatkan kembali kualitas ruang publik. Terlebih kebutuhan akan ruang terbuka hijau (RTH) memiliki fungsi yang penting bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat perkotaan.
Adapun melalui hasil kunjungan lapangan dari Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, beberapa waktu lalu, beberapa interface milik Pemkot Bandung dengan tanah ITB yang akan direvitalisasi antara lain, area di sekitar Masjid Salman, Taman Ganesha, Gedung Yankes, wilayah sekitar koridor Jalan Gelap Nyawang, serta Jalan Skanda.
Sebagai bentuk dukungan, ITB pun telah melakukan penataan kawasan di area gerbang utama Kampus ITB Ganesha dengan menggunakan detention swale serta sumur-sumur resapan di sepanjang jalur pedestrian. Nantinya, gerbang yang baru direvitalisasi juga dirancang untuk lebih ramah terhadap pejalan kaki dengan jalur yang lebih lebar.
Revitalisasi area Jalan Ganesa ini perlu dilakukan ketika telah terjadi penurunan kualitas fisik dan kenyamanan penggunanya. Selain itu, ITB juga turut berupaya mengembalikan lagi fungsi utama dari kawasan hijau ini, termasuk mengurangi emisi karbon, dan mengembalikan lagi nilai estetikanya.
Adanya kawasan hijau juga tak hanya menjadi penyeimbang lingkungan, namun dapat berpengaruh pada tingkat kesehatan masyarakat. Sebab, masyarakat dapat memiliki ruangan gerak yang lebih baik dan nyaman untuk beraktivitas serta menciptakan interaksi sosial.
Pihak civitas akademika ITB pun menyatakan sikap untuk mendukung adanya penataan PKL serta area parkir di wilayah itu, asalkan dilakukan secara konstruktif dan tetap memerhatikan aspek lingkungan sekaligus mengakomodasi kebutuhan masyarakat.