The Habibie Award Center manganugerahkan Habibie Award 2009 kepada Prof.Dr.Edy Tri Baskoro dalam bidang Ilmu Pengetahuan Dasar. Tim seleksi yang terdiri dari 24 pakar profesional mengganjar Edy Tri Baskoro karena kontribusinya dalam pemecahan derajat atau diameter dalam teori graf, yakni kajian eksistensi, struktur, properti, serta banyaknya sistem yang dibangun himpunan titik dan garis. Menurut Prof. Dr. Edy Tri Baskoro M.Sc., Ph.D penghargaan ini merupakan pertanda matematika mendapat apresiasi tinggi untuk berkembang. Penguasaan matematika, sains, dan teknologi penting agar bisa bertahan hidup dan lebih maju. Prof. Edy Tri Baskoro merupakan salah satu profesor yang berasal dari Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Kelompok Keahlian dan pakar bidang Matematika Kombinatorika FMIPA ITB.
Pengabdian Dr Eng Ferry Iskandar dalam mengembangkan teknologi material membuatnya dianugerahi Habibie Award pada Bidang Ilmu Dasar pada tahun 2014. Keresahan beliau akan ketidak mampuan Indonesia dalam mengolah kekayaan alamnya sendiri menjadi latar belakang karyanya berupa berbagai teknologi material yang berfokus pada produksi energi, penyimpanan energi, dan penggunaan energi secara efisien. Bercita-cita memajukan teknologi material di Indonesia, Ferry menggalakkan pentingnya teknologi ini melalui seminar-seminar. Menurutnya, teknologi material merupakan salah satu teknologi dasar untuk mengembangkan teknologi-teknologi turunannya.
The Habibie Award Center menganugerahkan Habibie Award 2015 kepada Prof. Emeritus Drs Abdul Djalil Pirous dalam Bidang Ilmu Kebudayaan. Beliau merupakan Guru Besar Seni Rupa ITB dan termasuk pelukis senior seni rupa modern bernafaskan Islam. Beliau konsisten menghasilkan karya-karya lukisan dan grafis. AD Pirous berharap semoga karya seni tidak hanya sebagai media, namun juga memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya dalam aspek nilai kemanusiaan.
Hendra Gunawan adalah Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia meraih penghargaan Habibie Award tahun 2016 untuk Kategori bidang Ilmu Dasar. Hendra merupakan matematikawan paling produktif di Indonesia. Hingga saat ini, Hendra telah menulis sebanyak 30 paper atau makalah dalam area analisis fourier, 32 dalam area analisis fungsional, dan 14 dalam area lainnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55 makalah dipublikasikan di jurnal internasional yang diindeks oleh Mathematical Reviews dimana 14 di antaranya ditulis atas nama sendiri. Selain itu, Hendra merupakan inovator dalam area analisis fourier modern atau proses matematika yang digunakan untuk memecahkan masalah bentuk gelombang kompleks menjadi komponen sinusoidanya. Sebagai seorang pendidik, Hendra memopulerkan matematika melalui bermatematika.net. Hendra juga membuat blog khusus untuk menarik minat anak-anak terhadap ilmu pengetahuan melalui anakbertanya.com
Guru Besar Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB, Prof. Ir. Tommy Firman, M.Sc., Ph.D. (ITB) menerima penghargaan Anugerah Habibie Award tahun 2016 untuk Bidang Ilmu Rekayasa. Aktif di berbagai International board member jurnal internasional terkemuka, beliau telah mendapatkan berbagai penghargaan, diantaranya Ristek Award, Rockefeller Award dan Otto Kornigsberger. Seperti yang dilansir pada laman resmi ITB, dalam pidato ilmiahnya yang bertema Meningkatkan Efektivitas Penataan Ruang Untuk Pengembangan Wilayah dan Kota di Indonesia, ia mengatakan bahwa tata ruang dan penataan ruang sebenarnya bukan tujuan akhir, melainkan sebuah alat mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang lebih luas. Oleh karena itu, pengembangan wilayah, perkotaan, dan ekonomi global diharapkan terus meningkat guna beradaptasi pada perkembangan zaman.
Prof. Khirurrijal adalah guru besar Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Saat ini Beiau menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB. Beliau merupakan penerima Habibie Award di Bidang Ilmu Dasar pada tahun 2017 lalu. Prof. Khairurrijal merupakan sosok yang aktif melakukan riset sejak 2001 dan bersama timnya telah membangun Nachriebe, start up company di bidang fisika material instrumentasi. Prof. Dr. Eng. Khairurrijal telah menghasilkan beberapa karya besar, di ataranya I-V meter Elkahifi 100 dan I-V meter Nachriebe 101 yang berfungsi sebagai filter air, filter jus, filter udara, media tanam non-tanah, penutup luka, dan sistem penghantar obat.
Pada tahun 2018, Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB, Prof.Dr.Eng. Mikrajuddin Abdullah M.Si mendapatkan penghargaan Habibie Award dalam bidang ilmu dasar dari Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Yayasan SDM Iptek). Prof. Mikrajuddin merupakan seorang ahli fisika nanomaterial yang telah menghasilkan karya-karya besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya riset di bidang nano sintesis, karakterisasi, dan pengembangan teori. Seperti yang dilansir dari laman resmi ITB, dari lebih dari 300 makalah ilmiah, sekitar 140 diantaranya merupakan makalah internasional (terindeks di Scopus). Dan dari 140 makalah internasional tersebut, 94 merupakan makalah jurnal ilmiah internasional dan 46 makalah diprosiding internasional (terindeks di Scopus). Bagi beliau, seorang ilmuwan memiliki misi khusus untuk turut serta mencerdaskan bangsa. Pembuatan buku dapat menjadi salah satu media penyampaian informasi untuk generasi mendatang. Prof. Mikrajuddin telah menghasilkan 49 buku, dengan 6 buku diantaranya dalam proses penerbitan. Penerima penghargaan lainnya adalah Prof dr Rovina Ruslami SpP, PhD (ilmu kedokteran) dari Universitas Padjajaran, dan Prof dr Edvin Aldrian B. Eng, M.Sc (ilmu rekayasa) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Prof. Dr. Ir. Tati Latifah Erawati Rajab adalah guru besar ITB peraih Habibie Award 2019 di Bidang Ilmu Rekayasa. Karyanya mencakup alat kesehatan melewati alat bantu rehab medik pasca operasi, software pemeriksaan mata, sistem sensor ElectroEncephaloGraphy, serta sistem deteksi dini kanker payudara. Prof. Dr. Ir. Tati Latifah Erawati Rajab mempunyai tiga paten yang telah terdaftar, mencakup Non-invasive Vascular Analyzer (NIVA) yang mendeteksi tingkat kelenturan pembuluh darah, alat medis elektrokardiografi 12 lead dengan telemetri, dan alat medis elisa reader pendeteksi hepatitis B.