Semangat mengabdi adalah kunci dari kegiatan pengabdian masyarakat. Kira-kira itulah yang ingin Deny Willy Junaidy, S.Sn., M.T., Ph.D, sebarkan kepada sivitas akademika ITB. Ia pun kini diberi tugas sebagai Sekretaris bidang Pengabdian Masyarakat di LPPM ITB.
Pada 2019 lalu, Kemenristekdikti mengadakan acara Anugerah Diktendik Berprestasi. Salah satu dosen yang menjadi juara pada acara ini adalah Deny Willy. Dosen yang mengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini, meraih peringkat III dalam kategori dosen sosial humaniora berprestasi.
Dalam wawancara dengan Humas ITB, Selasa (8/6/2021), Willy menceritakan perjalanannya bisa meraih penghargaan di acara ini. Beliau mengatakan bahwa ada belasan nomine lainnya yang dinilai dan diseleksi oleh juri–juri dari Kemenristek. Ia dan nomine lainnya mempresentasikan proyek-proyek yang telah dilakukan.
Dengan proyek pengabdian masyarakat yang menyasar industri-industri mikro khususnya para perajin sebagai objeknya, Pak Willy—sapaannya—mempresentasikannya di depan para juri. Beliau merasa bahwa proyeknya yang sering bersentuhan dengan masyarakat perajin membuat para juri lebih tertarik.
Ia menjelaskan bahwa proyeknya ini mendukung dan membina para pelaku industri mikro khususnya dalam kategori gaya hidup. Dengan proyeknya yang membawa Willy menjadi juara III, Willy sangat bahagia dan tidak percaya dapat melewati nomine-nomine lainnya yang menurutnya proyeknya sangat canggih.
Dari proyek-proyek yang telah dilakukan, banyak para perajin yang berhasil meraih kesuksesan. Hal itulah yang membuat dirinya semakin termotivasi untuk melanjutkan proyeknya. Ia mengatakan bahwa ada kebahagian tersendiri ketika bisa membantu para perajin tersebut. Dirinya merasa bahwa banyak sekali hadiah-hadiah nonmateriil yang membuatnya semakin termotivasi untuk selalu sukses.
Untuk itu, Willy ingin menyebarkan semangat pengabdian masyarakat kepada mahasiswa-mahasiswa ITB dengan mengajak mereka bekerja sama seperti halnya yang pernah terjadi pada diri beliau ketika diajak bekerja sama oleh para dosen di tahun 2000-an ketika masih menjadi asisten akademik di ITB.
Reporter: Muhammad Satriyo (Teknik Geologi, 2019)