Dekan SITH dan alumni berfoto bersama dalam talkshow "Kolaborasi Global dan Penguatan Jejaring Alumni SITH: Peluang dan Tantangan" di Biospark 2024. (Najma Shafiya)
BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) mengadakan talkshow bertajuk “Kolaborasi Global dan Penguatan Jejaring Alumni SITH: Peluang dan Tantangan", di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (2/11/2024). Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian acara SITH EXPO 2024: Biospark yang berlangsung pada tanggal 1-2 November 2024.
Acara tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan antar alumni dan mendorong kolaborasi di bidang bioindustri. Dalam kegiatan tersebut, SITH mengundang alumni dalam berbagai peran, baik sebagai narasumber, exhibitor melalui start-up yang didirikan, hingga pengunjung dalam rangkaian acara Reuni Ikatan Alumni (IA) SITH.
Wakil Dekan bidang Sumber Daya SITH, Angga Dwiartama, S.Si., M.Si., Ph.D., mengatakan bahwa Biospark dapat menjadi momentum yang baik bagi SITH dalam mengumpulkan alumni dari berbagai generasi dalam suasana santai dan interaktif. Hal ini guna membuka ruang dialog mengenai arah perkembangan bioindustri di dalam maupun luar negeri.
“Kami mengundang banyak start-up dan diaspora dari alumni SITH. Di sini, mereka bisa berdialog dan saling bertukar pikiran, membahas bersama mengenai bioindustri hingga arahnya di Indonesia,” ujarnya.
Talkshow tersebut menghadirkan sejumlah narasumber yang merupakan alumni SITH dengan latar belakang profesional di bidang akademik maupun praktisi, yakni Prof. Dr. Astri Rinanti selaku Ketua IA SITH ITB; Dr. Pande Putu Erawijantari (SITH, 2010) yang bekerja di Orion Pharma Animal Health yang berbagi tentang kehidupan Postdoctoral Researcher di Faculty of Medicine University of Turku; Aldina Suwanto, M.Sc. (SITH, 2007) yang memiliki berperan di L’Oreal Research and Innovation di Paris; dan Agustine Christela Melvina (SITH, 2012) dari Croplife Indonesia.
Dimoderatori oleh Amalia Ghaisani, Ph.D., talkshow ini memberikan gambaran bagi pengunjung untuk mengetahui pengembangan karier global dari berbagai perspektif. Prof. Astri menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas disiplin sebagai modal pengembangan ilmu hayati yang terus relevan sepanjang peradaban manusia. Sementara itu, Aldina dan Pande membagikan tips beradaptasi di lingkungan global, termasuk pentingnya keterampilan berorganisasi, penguasaan bahasa asing, serta keberanian dalam mengambil kesempatan di luar negeri.
Prof. Astri menambahkan bahwa alumni SITH, baik di dalam maupun luar negeri, diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat kolaborasi dengan berbagai bidang keilmuan, mendukung kemajuan bioindustri Indonesia menjadi lebih baik.
“Ternyata kolaborasi bisa kita jalin di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja,” ujar Prof. Astri.
Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)