Kepala Sub Direktorat PSPPI ITB, Ir. M. Agus Kariem, S.T., M.T., Ph.D., IPM., mengatakan, terdapat 153 mahasiswa yang lulus saat ini. Sebanyak 145 mahasiswa berasal dari jalur Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) dan 8 mahasiswa jalur Reguler.

Seluruh mahasiswa dinyatakan dapat menyelesaikan pendidikan dan lulus dengan baik. Hal ini tercermin dari distribusi sebaran indeks prestasi mulai dari 3,42- 4.00, dengan rata-rata 3,9 untuk mahasiswa jalur RPL dan 3,96 untuk mahasiswa jalur Reguler.

Pengambilan sumpah insinyur dan penyematan pin kepada perwakilan wisudawan dipimpin oleh Direktur Pendidikan Non Reguler ITB, Prof. Ir. Ridwan Sutriadi, S.T., M.T., Ph.D., IPU.

Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ir. Dandung Sri Harninto, M.T., IPU., ASEAN Eng. Beliau memberikan selamat kepada para Insinyur baru yang telah disumpah. Menurut beliau, insinyur sangat berperan dalam peningkatan pendapatan per kapita, tetapi jumlah insinyur di Indonesia masih sangat sedikit, yaitu masih sebanyak 5.000 per 1 juta orang. Beliau pun sangat mendorong lulusan sarjana teknik untuk melanjutkan Pendidikan Profesi Insinyur.

“Kami, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), terus mendorong perguruan tinggi untuk bisa mencetak insinyur-insinyur baru,” ujarnya.

Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam sambutan yang dibacakan oleh Direktur Pendidikan Non Reguler ITB, Prof. Ir. Ridwan Sutriadi, S.T., M.T., Ph.D., IPU., berharap wisudawan dapat terus berkarya dan memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia.

“Saya berharap saudara dapat terus berkarya dan berpikiran maju, serta memiliki semangat leadership dan memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebagai perwakilan insinyur baru, Ir. Ikhwana Elfitri mengucapkan rasa syukur dan terima kasih karena program PSPPI ITB telah terencana dan terjadwal dengan baik sehingga memudahkan seluruh mahasiswa mengikuti pembelajaran. Sebagai salah seorang mahasiswa jalur RPL, beliau merasa mendapatkan banyak hal baru selama mengikuti pendidikan, serta memperkuat konsep dan kode etik insinyur.

“Walaupun secara konsep ini merupakan rekognisi pengalaman kami, tetapi kami tetap mendapatkan hal-hal baru selama mengikuti pendidikan, dan dapat menguatkan konsep dan kode etik insinyur,” katanya.

Reporter: Iswatun Amaliah Khairunnisa (Rekayasa Pertanian, 2021)