3 Mahasiswi ITB Rebut Posisi Pertama National Agricultural Paper 2015
Oleh Cintya Nursyifa
Editor Cintya Nursyifa
Integrasi Proses sebagai Aspek Multisolusi
Inspirasi tak kenal akan lokasi, begitu rasanya yang didapat dari pengalaman tim ITB kali ini. Tak tanggung-tanggung inspirasi kali ini digagas dari permasalahan di Bintan. Ide yang mengalir seakan menuruti permintaan pemerintah untuk reklamasi lahan bauksit ini, berasal dari proyek dosen ITB sendiri. Proyek penanaman akar wangi dilahan bauksit yang dijadikan topik tugas akhir, tanaman ini disinyalir dapat menyerap limbah bauksit yang mencemari lingkungan. Di sisi lain, akar wangi merupakan komoditas penghasil minyak atsiri daerah Garut. Akar wangi merupakan raw material minyak atsiri ini ternyata menghasilkan biomassa yang seringkali dijadikan limbah begitu saja. Limbah tersebut sebenarnya mengandung lignin, hemiselulosa, dan selulosa yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar bioetanol.
Pada proses pengolahan bioethanol hanya hemiselulosa dan selulosa yang bisa diubah menjadi bioethanol. Biomassa tersebut diberikan perlakuan agar stukturnya menjadi lebih rengang agar bisa disisipi enzim dengan bantuan proses kimiawi yaitu penambahan asam sulfat. Kemudian selulosa dan hemiselulosa dihidrolisis oleh jamur Neurospora sp. yang memiliki 2 enzim yang berfungsi dalam hidrolisis bahan-bahan organik menjadi glukosa dan selanjutnya konversi senyawa tersebut menjadi bioetanol. Sedikitnya 3 masalah terselesaikan dengan integrasi proses ini. Secara ekonomi masyarakat akan terbantu dengan produktivitas lahan yang ada, menciptakan energi terbarukan dan aspek sanitasi lingkungan. 989,1 hektar Lahan di pulau Bintan "Fitoremediasi konvesional itu tanamannya dibakar, lalu gimana caranya supaya fitoremediasi menguntungkan juga, tidak hanya menyelesaikan masalah lalu dibakar begitu saja, jadi kita menggunakan tanaman yang bisa menghasilkan bioethanol," jelas Afaf.
Sisi Lain Sebuah Kompetisi
Bagi mahasiswa ITB, menuntut ilmu bukan hanya di kampus atau bahkan di ruang kelas. Akan selalu ada ruang untuk memaknai berbagai pengetahuan. Berbagai pengalaman seperti mengenal sudut pandang universitas lain, mendapatkan banyak relasi, studi banding, hingga meningkatkan jiwa kompetitif menjadi oleh-oleh tambahan bagi 3 mahasiswi dalam jurusan yang sama tersebut . Selain itu, realisasi budaya kekompakan tentu saja sangat tampak pada pengerjaan jurnal ini. Kesibukan tak sedikit pun menjad alasan penghalang dalam pengerjaan makalah yang maksimal. "Intinya list prioritas. Buat jadwal harian, yang terpenting belajar manajemen fokus."
Pembagian tugas dilakukan dengan tanggung jawab yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. "Kebetulan kerja pas paper-nya itu online, dan kita cuma ketemu sekali, dan kita bagi-bagi tugas," tambah Afaf. Pembagian dalam 3 judul besar yaitu, fitoremediasi, penyulingan minyak atsiri, dan proses produksi bioethanol ternyata berhasil membuat fokus tiap anggota sukses menerangi sebuah titik. Alhasil kemenangan pun diraih tanpa sia-sia. Pesimistis, ketegangan, dan turunnya kepercayaan diri akan sangat wajar dihadapi para peserta, terlebih lagi harus menjadi presenter pembuka di ajang kali ini. Urutan presentasi pertama nampaknya pertanda posisi pertama yang ditempati saat itu. "Padahal persiapan kita sangat minim, gak bawa alat peraga atau banner dibanding peserta yang lain. Cara presentasi kita juga standar presentasi anak ITB aja, yang penting tegas dan jelas," tutur Pramesti.
Dosen yang bersangkutan dalam pengerjaan makalah ini pun selalu memperhatikan juga progress tim ini. Pada kompetisi kali ini terdapat 96 paper yang diikutkan kemudian di seleksi menjadi 35 besar. Dari 35 besar diambil 17 tim yang akan mempresentasikan isi paper-nya di Auditorium Fakultas Pertanian Unpad. Kala ide sudah dihargai dengan juara 1, maka ketika solusi ini diterima untuk diterapkan, kemajuan di bidang pendidikan dan penelitian lebih jauh akan menjadi sangat mudah. Menurut Afaf kelebihan karya yang dibawakan ITB kali ini terletak pada integrasi proses yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah secara tuntas. Selain itu ada pula aspek dari metode penulisan, perancangan, kepercayaan diri dalam menjawab pertanyaan, desain poster dan slide presentasi dengan poin-poin yang lebih mengena yang juga memberikan nilai tambah bagi tim ITB. Kompetisi kali ini pun ditutup dengan kehasiran Menteri Pertanian, inovator nanoteknologi, dan ahli nuklir yaang sempat menyampaikan bahwa nuklir adalah energi yang aman untuk digunakan.
Sumber gambar: dokumentasi Tim ITB