Seminar Nasional dan Pameran Teknologi Civil For Society
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
Hadir sebagai keynote speaker ialah Ir. Muhammad Lukman Edy (Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI) dan Dr. Ahmad Hernawan (perwakilan dari Menteri Pekerjaan Umum RI). Sesuai dengan profesinya, Lukman Edy mengemukakan pembangunan infrastruktur pedesaan. Saat ini masih dijumpai beberapa isu yang kurang konstruktif seperti rendahnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana pedesaan. Hal ini terutama dikarenakan berkurangnya kemampuan pendanaan untuk kebutuhan pembangunan dan operasionalnya. Namun, saat ini Lukman Edy tengah memulai program untuk mengatasinya. Program tersebut dinamakan Support for Poor and Disadvantaged Areas/ Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus, atau yang lebih dikenal dengan program SPADA. Program ini memiliki pola yang menyeluruh dengan mekanisme musyawarah hingga tingkat kelurahan/desa.
Selanjutnya, Ahmad Hernawan memaparkan teknologi infrastruktur kerakyatan yang aplikatif dan inovatif. Hernawan mencontohkan Indonesia memilki potensi infrastruktur jalan dari bahan beton karena berada dalam kawasan tropis. " Sering kita melilihat jalan-jalan rusak disebabkan karena beban-bebannya melebihi kapasitas jalannya." terangnya. Secara khusus, Hernawan turut mengungkapkan harapannya agar perguruan-perguruan tinggi dapat lebih membumi terhadap permasalahan-permasalahan rakyat. " Saya meyakini pertemuan-pertemuan seperti ini penting agar kita dapat saling share tentang apa yang ada di masyarakat dan bagaimna solusinya." imbuhnya.
Pembicara-pembicara selanjutnya ialah Dr. Sigit Darmawan (dosen KK Struktur-Teknik Sipil ITB), Ir. Budi Yuwono (Direktrur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum), dan Prof. Indratmo Soekarno (Dosen KK PSDA-Teknik Sipil ITB, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat / LPPM-ITB).
Karya-Karya Inovatif Mahasiswa
Selain seminar, diadakan pula pameran teknologi infrastruktur kerakyatan yang diikuti oleh beberapa instansi seperti Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMS)-Universitas Gunadarma, Tim Palapa-Himpunan Mahasiswa Elektro ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB, LPPM ITB, dan HMS ITB sendiri.
Beberapa karya inovatif yang dipamerkan seperti Pengelolaan dengan Penggunaan Tanggul Batang Kelapa serta Penjernihan Air Alami oleh HMS Gunadarma. Sistem ini terbagi menjadi dua bagian, yakni tanggul bak penampungan yang berisikan enceng gondok, dan saringan berlapis. "Bagian pertama digunakan sebagai saringan secara kimiawi, bagian keduanya secara mekanik karena saringan berlapis dari yang kasar ke halus." ujar salah satu pemilik stand.
HMS ITB pun tak mau kalah dengan mempertontonkan kebolehan Pintu Apung. Pintu ini berfungsi sebagai penghalang air masuk apabila terjadi gelombang pasang.
Seminar dan pameran ini merupakan rangkaian acara dari 'Civil For Society' yang dilanjutkan dengan Forum Silaturahmi Teknik Sipil antar Perguruan Tinggi se Jabar-Banten-Jakarta.