Pengabdian Mahasiswa ITB Kampus Jatinangor Melalui KKN Tematik di Desa Jingkang dan Cilembu
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Sebagai salah satu elemen dalam tri dharma perguruan tinggi, pengabdian masyarakat merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh setiap entitas perguruan tinggi, tidak terkecuali ITB Kampus Jatinangor. Baru-baru ini, mahasiswa ITB Kampus Jatinangor akan melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik pada dua desa di Kabupaten Sumedang, yaitu Desa Jingkang dan Desa Cilembu.
Sebelum terjun ke lapangan, sosialisasi Program KKN Tematik dilaksanakan sebagai bentuk pengenalan dan pemberian pandangan awal yang dipandu oleh Lili Melani, Ph.D., selaku dosen pengampu Program Studi Rekayasa Hayati. Sosialisasi ini dikemas dalam acara santai sore bertajuk “Langkah Awal Bakti Kami untuk Sumedang Tandang” dan terbuka untuk seluruh mahasiswa ITB Kampus Jatinangor pada Selasa (12/7/2022).
KKN Tematik ini bertujuan untuk menghidupkan atmosfer perkuliahan dan memberikan dampak kepada masyarakat sekitar dengan adanya ITB Kampus Jatinangor. Program ini dilakukan dengan cara kolaboratif bersama berbagai program studi yang ada di kampus Jatinangor dan dosen-dosen terkait. Pada tahun ini, ada delapan program studi yang terlibat dalam KKN Tematik ITB Kampus Jatinangor.
“Program KKN Tematik ini diharapkan nantinya akan membawa manfaat dan dampak yang nyata untuk desa-desa sekitar. Awalnya beberapa prodi di Jatinangor bekerja sama menghasilkan suatu kegiatan yang dapat memberikan manfaat untuk warga sekitar kampus ITB, sehingga sekarang kita melaksanakan KKN ini,” tutur Lili menjelaskan.
Dilaksanakan selama satu semester mulai pada Agustus hingga Desember, kedelapan program studi ini nantinya akan saling berkolaborasi untuk menyelesaikan dua tema besar yang diberikan. Tema pertama yaitu memaksimalkan nilai tambah rimpang dan pengelolaan limbah dengan lokasi Desa Jingkang. Sedangkan tema kedua adalah inovasi sistem budidaya dan diversifikasi produk berbasis ubi dengan lokasi Desa Cilembu. Mahasiswa didorong untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui penciptaan purwarupa produk, purwarupa sistem, purwarupa alat, dan purwarupa prosedur baku.
“Untuk target luaran KKN Tematik akan ada produk, sistem maupun manajemen, alat dan infrastrukur, serta prosedur baku sehingga lebih mudah diterapkan oleh penduduk desa,” ungkap Lili dalam sesi tersebut
Lili juga menjelaskan bahwa seluruh mahasiswa untuk setiap program studi akan ditempatkan ke dalam kelompok secara acak dengan lokasi yang acak pula. Dengan demikian diharapkan setiap lokasi akan mendapat alokasi sumber daya manusia yang setara sehingga permasalahan yang ada dapat dipecahkan secara struktural melalui kolaborasi berbagai disiplin ilmu.
“Setiap mahasiswa dari program studi tertentu akan terjun untuk menyelesaikan masalah yang spesifik sesuai spesialisasinya. Misal untuk masalah sistem pengairan pertanian dapat dibantu oleh mahasiswa TPSDA, pengelolaan limbah ditangani oleh mahasiswa Rekayasa Hayati dan Bioenergi untuk membantu konversi menjadi biogas,” ujarnya.
Pelaksanaan KKN Tematik dilakukan melalui integrasi dengan kuliah kolaboratif sehingga lebih terarah dan terstruktur melaui konversi SKS sesuai beban kerja. Karena berlangsung selama satu semester penuh, maka kunjungan ke desa tidak dilakukan setiap hari, namun tetap dilaksanakan rutin di luar waktu kuliah. Pengarahan akan mulai dilakukan awal bulan Agustus nanti yang dilanjutkan dengan pembukaan KKN dan kunjungan awal pada minggu ke-3. Pada minggu pertama bulan Desember mahasiswa diharapkan sudah mampu menghasilkan prototipe akhir sehingga akan siap dipamerkan pada pekan selanjutnya.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022)