3rd Regional Symposium on Membran Science and Technology Resmi Dibuka
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Selasa, 26 April 2005, 3rd Regional Symposium on Membran Science and Technology resmi dibuka oleh Rektor ITB, Joko Santoso pukul 08.30 WIB. Simposium regional bertemakan teknologi membran ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung, Universiti Teknologi Malaysia, Prince of Songkla University-Thailand, National University of Singapore, dan UNIESCO Center, UNSW-Australia. Tahun ini, Indonesia, khususnya ITB, menjadi tuan rumah penyelenggaraan simposium ketiga mengenai teknologi membran ini. Sebelumnya, simposium pertama diadakan di Thailand, dan Malaysia menjadi tuan rumah simposium kedua.
Simposium taraf regional yang akan berlangsung selama dua hari ini (26-27 April 2005) bertajuk Membran Technology for Industry and Environmental Protection. Presentasi dalam simposium ini dibagi menjadi dua macam. Plenary Lecture, presentasi diberikan kepada seluruh peserta simposium. Turut sebagai pembicara dalam Plenary Lecture para praktisi dan ilmuwan membran dari berbagai insitusi dalam dan luar negri bertaraf internasional, Prof. Dr. Munir Cheryan, Prof Dr. Ahmad Fauzi Ismail, Dr. Takuya Onitsuka, Dr. Claude Dupuy D.E., Prof. Dr. Pikul Wanichapichart, Prof. Dr. Hamdani Saidi, Prof. Dr. Hiroaki Ozaki, Dr. Tjandra Setiadi, Prof. Dr. A.G. Fane, Prof. Dr. Chris. A. Bukley.
Selain Plenary Lecture, selama dua hari ini, juga diadakan tiga sesi pararel. Dalam sesi pararel ini, simposium di bagi menjadi empat 'sub-simposium' (oleh panitia disebut 'room') yang akan berjalan pararel. Para peserta simposium dapat memilih untuk mengikuti 'room' yang mereka inginkan dari keempat pilihan yang ada. Masing-masing 'room' memiliki tema tersendiri; keempat tema tersebut, yaitu water and waste water, novel applications, membrane preparation, dan general topics.
Simposium ini memang padat; dibuka pukul 08.30, hari pertama simposium ini diakhiri dengan makan malam yang dimulai pukul 20.00. Hari pertama diwarnai oleh enam plenary lecture dan dua pararel session. Keenam plenary lecture pada hari pertama, yaitu:
Membranes in Food and Biotechnology, Prof. Dr. Munir Cheryan;
Advanced Materials for Membrane-Based Gas Separation, Prof. Dr. Ahmad Fauzi Ismail;
Application of PVDF Hollow Fiber Membrane for Water Treatment System, Dr. Takuya Onitsuka;
Study of Water Diffusion in Polymer Membrane Forming System During Vapor Induced Phase Separation Process Using In-Situ Analysis, Prof. Dr. Claude Dupuy D.E;
Characteristic of Cellulose Membranes Produced by Pretreated Acetobacter xylinum, Prof. Dr. Pikul Wanichapichart; dan
Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) Fundamentals and Applications, Prof. Dr. Hamdani Saidi.
Plenary lecture pertama oleh Prof. Dr. Munir Cheryan sangat tepat diletakkan pada posisi pertama. Prof. Cheryan memberikan 'nutshell' mengenai teknologi membran, utamanya pada industri makanan dan bioteknologi. Pemaparannya banyak didasarkan dari pengalaman beliau sendiri merintis teknologi membran. Hal yang menarik, dibutuhkan waktu yang lama untuk meyakinkan pihak industri untuk bisa menerima teknologi membran. Salah satu yang diangkat adalah pengepakan dalam distribusi susu. Selama ini, susu didistribusikan dalam bentuk susu cair. Teknologi membran ultrafiltrasi membuat distribusi susu menjadi mudah, murah, dan efisien. Susu cair tersebut disarikan sehingga tinggal konsentratnya saja. Alhasil, susu padatan ini akan lebih mudah dipindahtempatkan. Biaya distribusi yang bisa dihemat juga sangat signifikan. Tapi, diperlukan 20 tahun untuk meyakinkan industri diary product bahwa "konsentrat susu" itu adalah benar-benar susu. Selain itu, Prof. Munir juga memberikan belasan contoh aplikasi membran lain dalam industri, mulai dari penggunaan lactoferin hingga pemisahan protein dari limbah palm oil yang marketable. Semuanya memang memberikan peningkatan efisiensi dan profit yang signifikan bagi industri.
Khusus mengenai negara-negara Asia Tenggara, beliau memberi pesan agar negara-negara Asia Tenggara sangat berpotensi dalam pengembangan berbagai aplikasi mengenai membran karena negara-negara tropis Asia Tenggara memiliki keanekaragaman yang luar biasa. Dari setiap sumber daya alam yang ada, dapat dikembangkan menggunakan teknologi membran menjadi produk yang sangat marketable. "The market is out there!," seru beliau.
Setelah plenary lecture keenam oleh Prof. Dr. Hamdani Saidi, diadakan conference dinner di Aula Barat, pukul 18.45. Para peserta disuguhi musik gending Bali dan tarian bali yang sangat menarik, persembahan dari Maha Gotra Ganesa ITB. Dr. Dwiwahju Sasongko membuka conference dinner ini, dilanjutkan dengan pengumuman oleh Dr. Adrian Yeo Piah Song, mengenai 4th Membrane Science and Technology 2006 yang akan diselenggarakan di Singapura, dengan Nanyang Technology University sebagai tuan rumah.
Acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam yang diselingi oleh persembahan hiburan dari Keluarga Pemain Angklung ITB.