AASF 2015: Safer Vehicle for ASEAN
Oleh Bayu Septyo
Editor Bayu Septyo
AASF 2015 merupakan konferensi kali ketiga setelah sebelumnya diadakan di Malaysia dan Thailand. Kali ini, AASF diisi dengan konferensi bertajuk "The International Conference on Southeast Asia's Decade of Action for Road Safety: Safer Vehicle" yang mengacu pada pilar ketiga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait pedoman satu dekade dalam keamanan jalan 2011-2020. AASF 2015 juga menghadirkan Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA dan Khairil Anwar Abu Kasim selaku Sekretaris Jendral ASEAN NCAP dalam sesi pembukaan. Adapun turut hadir juga pembicara utama dari Kemenhub RI, Korlantas POLRI, dan Global NCAP sebelum sesi konferensi dimulai. Konferensi yang berlangsung di ruang utama aula sendiri terbagi menjadi empat sesi dan diiringi dua sesi khusus yang semuanya dimoderatori oleh FTMD ITB, berlangsung paralel dengan sesi terbuka serta tiga kelas lokakarya. Setidaknya dihasilkan 42 presentasi dari semua rangkaian kegiatan yang ditampilkan oleh berbagai narasumber dengan topik-topik seperti Accident Data Research in ASEAN Region, Vehicle Safety Development (Safety Technology), Accident Reconstruction, Structural Crashworthiness, Occupant Protection & Child Safety, Future Safer Motorcycles, Future of Motorcycle Friendly Vehicle, dan ASEAN NCAP Manufacturer Meeting serta ASEAN NCAP Rating Roadmap 2017-2020.
Menurut Dr. Ir. Sigit P. Santosa MSME selaku pimpinan Komite Pelaksana AASF 2015 yang juga memimpin jalannya sesi konferensi, AASF 2015 dan konferensinya dibangun untuk menyatukan peneliti, akademisi, insinyuar, dan praktisi industri seluruh ASEAN dalam menampilkan hasil penemuan terkini pada keamanan kendaraan, perlindungan penumpang, dan elemen lainnya terkait keamanan transportasi darat sehingga pada akhirnya akan mampu dirancang dan diproduksi kendaraan yang lebih aman. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Dr. Annisa Jusuf, M.T. dari FTMD ITB dalam presentasi "Macro Data Analysis in Indonesian Accidents" bahwa keamanan berkendara di darat menjadi perhatian utama di Indonesia dengan rasio 12 per 100.000 kematian yang jauh melampaui transportasi air dan udara dengan motor sebagai kendaraan paling berbahaya (72%).
Presentasi ASEAN NCAP yang dibawa Khairil secara impresif memperlihatkan video demonstrasi hasil tes tabrak (crash test) mobil-mobil populer di Indonesia. ASEAN NCAP yang diinisiasi oleh MIROS secara independen dan non-profit memang bergerak dalam bidang pengujian kendaraan utamanya dalam crash test. Kendaraan yang diuji akan diberikan rating berskala satu hingga lima (buruk menuju baik, -red). Dalam acara yang berlangsung edukatif itu turut dirilis juga dokumen "Mobil Aman Untuk Kawasan ASEAN" dan pameran otomotif, termasuk mobil yang telah diberi rating dari uji tabrak. Khairil yakin diantara berbagai penemuan sepanjang forum AASF 2015, yakin NCAP merupakan salah satu upaya untuk memberi perubahan positif dalam memajukan keamanan berkendara masyarakat ASEAN. "We have to change, if we want to," ujar Khairil.