AUN-ITB Summer Camp 2024: Membahas Masa Depan Ekonomi Digital ASEAN 2045 dan Peran Generasi Muda

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor Anggun Nindita

Dok Humas ITB/Iko Sutrisko Prakasa Lay

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan ASEAN University Network (AUN) menyelenggarakan AUN-ITB Summer Camp (AISC) 2024 dengan tema “Integrated Sustainability for Thriving Communities”. Dalam pembukaan AISC 2024 pada Senin (15/7/2024) di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha, Director and Professor of International Trade and Investment di Institute of Malaysian and International Studies (IKMAS), Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof. Dr. Sufian Jusoh, menyampaikan pesan singkatnya tentang “ASEAN's Digital Economy Toward 2045 and the Challenges of International Internship for Our Young Talents”.

Prof. Sufian menyambut para peserta serta mengapresiasi upaya AUN dalam menyelenggarakan acara AISC 2024 ini. Beliau menekankan pentingnya acara ini sebagai wadah untuk membangun koneksi dan jaringan antara mahasiswa dari berbagai universitas di ASEAN, serta kontribusi mereka terhadap integrasi ASEAN.

Menurut Prof. Sufian, ASEAN yang didirikan pada tahun 1967 dan telah dideklarasikan sebagai komunitas ASEAN pada tahun 2015, memiliki tiga pilar utama, yaitu Komunitas Ekonomi ASEAN, Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, serta Komunitas Sosial Budaya ASEAN. Visi ASEAN 2025 akan segera berakhir dan akan digantikan dengan Visi ASEAN 2045, yang merupakan program jangka panjang sehingga penting bagi pemuda saat ini untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi ASEAN.

Dalam konteks ekonomi digital, Prof. Sufian menjelaskan bahwa ekonomi digital akan didominasi oleh teknologi-teknologi frontier. Ada 17 teknologi frontier yang diidentifikasi dalam Laporan Teknologi dan Inovasi PBB 2023, termasuk kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), blockchain, 5G, pencetakan 3D, robotika, dan drone. Oleh karena itu, negara-negara ASEAN perlu untuk bergerak maju dan menjadi pelopor teknologi, bukan hanya sebagai pengguna teknologi.

Dok Humas ITB/Iko Sutrisko Prakasa Lay

“Sangat penting bagi negara-negara anggota (ASEAN) untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki taraf hidup, misalnya, melalui kecerdasan buatan yang dikombinasikan dengan robotika, negara-negara anggota ASEAN dapat mengubah sistem produksi, sementara pencetakan 3D memungkinkan produksi barang bernilai rendah yang lebih cepat dan lebih murah. Hanya sedikit negara berkembang yang memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi perbatasan, yang mengandalkan digitalisasi dan konektivitas” ujar Prof. Sufian.

Prof. Sufian menekankan bahwa teknologi frontier ini juga merepresentasikan pasar yang saat ini dapat mencapai hingga 1,5 triliun USD yang bisa terus tumbuh hingga lebih dari 9,5 triliun USD pada tahun 2030. Oleh karena itu, penting bagi ASEAN untuk menggunakan teknologi-teknologi ini untuk ‘melompat’ melewati inovasi sebelumnya dan bergerak cepat ke depan.

“Sebagai masa depan ASEAN, para pemuda hari ini, termasuk peserta dalam program Summer Camp ini, akan memainkan peran signifikan dalam perkembangan ekonomi dan integrasi wilayah,” tambahnya.

Menjelang 2045, banyak dari peserta akan berada di rentang usia 30-40 tahun, dan saat itu mereka akan menjadi pemimpin masa depan ASEAN. Prof. Sufian menyoroti peran pemuda dalam menjadikan ASEAN sebagai pelopor teknologi, termasuk bekerja pada inovasi digital, menciptakan alat digital seperti otomatisasi di seluruh rantai nilai, dan membangun talenta-talenta baru yang akan ikut berkontribusi pada pembangunan ASEAN.

Sebagai penutup, Prof. Sufian menyampaikan harapannya agar para peserta dapat fokus pada ide-ide inovatif, mengambil risiko, dan menghasilkan ide-ide baru. Beliau berharap agar generasi muda memperhatikan infrastruktur, regulasi pemerintah, serta juga talenta untuk teknologi masa depan. Ia berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan dalam program ini untuk mengembangkan diri dan berkontribusi pada masa depan ASEAN yang lebih baik.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)