Alumni ITB Raih Penghargaan Lingkungan Goldman 2009
Oleh kristiono
Editor kristiono
BANDUNG, itb.ac.id - Alumni Teknik Lingkungan ITB 1983 yang kini bertekun sebagai aktivis lingkungan hidup di Denpasar, Yuyun Ismawati, terpilih sebagai penerima Penghargaan Lingkungan Goldman 2009 untuk wilayah negara kepulauan.
Yuyun Ismawati meraih penghargaan ini bersama lima aktivis lingkungan yakni Marc Onna Esangui dari Gabon, Rizwana Hasan dari Bangladesh, Olga Speranskaya dari Russia, Maria Gunnoe dari US dan Wanze Eduards, Hugo Jabini dari Suriname. Masing-masing penerima penghargaan setara Nobel lingkungan ini berhak atas hadiah sebesar US$150,000 yang diserahkan di San Francisco Opera House, AS, hari Senin (20-04-09).
"Saat layanan publik tidak berhasil memberikan pelayanan merata, dan jika masyarakat mendapat kepercayaan dan pemberdayaan, sebagian besar persoalan dapat dipecahkan melalui cara yang lebih murah dan berkelanjutan dibandingkan melalui pendekatan yang konvensional dan terpusat", ujar Yuyun sebagaimana dikutip dari siaran pers The Goldman Environmental Prize.
Ibu dua anak ini, bersama dengan lembaga Bali Fokus melakukan solusi berbasis masyarakat untuk pengelolaan sampah yang memberi peluang kerja bagi warga berpenghasilan rendah dan memberdayakan warga untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Bersama sejumlah aktivis, ia juga mengembangkan Indonesia Toxics-Free Network (ITFN) yang di antaranya menyoroti perhatian pemerintah yang kurang terhadap isu-isu limbah berbahaya dan beracun berikut dampak publiknya, sebagaimana dikutip dari kompas.com
Penghargaan ini memasuki tahun ke-20 yang diberikan setiap tahun kepada para pejuang lingkungan di tingkat akar rumput. Sejak dimulai tahun 1989, penghargaan ini sudah diberikan kepada 133 aktivis dari 75 negara.
"Saat layanan publik tidak berhasil memberikan pelayanan merata, dan jika masyarakat mendapat kepercayaan dan pemberdayaan, sebagian besar persoalan dapat dipecahkan melalui cara yang lebih murah dan berkelanjutan dibandingkan melalui pendekatan yang konvensional dan terpusat", ujar Yuyun sebagaimana dikutip dari siaran pers The Goldman Environmental Prize.
Ibu dua anak ini, bersama dengan lembaga Bali Fokus melakukan solusi berbasis masyarakat untuk pengelolaan sampah yang memberi peluang kerja bagi warga berpenghasilan rendah dan memberdayakan warga untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Bersama sejumlah aktivis, ia juga mengembangkan Indonesia Toxics-Free Network (ITFN) yang di antaranya menyoroti perhatian pemerintah yang kurang terhadap isu-isu limbah berbahaya dan beracun berikut dampak publiknya, sebagaimana dikutip dari kompas.com
Penghargaan ini memasuki tahun ke-20 yang diberikan setiap tahun kepada para pejuang lingkungan di tingkat akar rumput. Sejak dimulai tahun 1989, penghargaan ini sudah diberikan kepada 133 aktivis dari 75 negara.