American Corner ITB Gelar Lokakarya, Ungkap Seluk-beluk Daftar Kuliah di Amerika Serikat

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – American Corner ITB menggelar lokakarya tentang cara mendaftar ke berbagai universitas di Amerika Serikat dan menulis admission essay, di Ruang Serbaguna Perpustakaan ITB dan melalui Zoom, Jumat (15/09/2023). Pembicara berpengalaman yang hadir yaitu Penasihat EducationUSA, Muhammad Iqbal, dan peserta pertukaran di YSEALI Academic Fellowship, Ihsan Nur Iman Faris. Acara ini tidak hanya diikuti civitas academica ITB, tetapi juga mahasiswa dari universitas lain, dosen, hingga guru.

Kegiatan ini menjadi salah satu bukti bahwa perpustakaan ITB memiliki banyak fungsi. “Kami bukan hanya tempat menyimpan buku, banyak juga hal-hal lain yang bisa didapatkan di Perpustakaan ITB,” ujar kepala UPT Perpustakaan ITB, Ena Sukmana, S.Sos. Beliau berharap peserta, khususnya yang ingin melanjutkan pendidikan di AS, berpartisipasi aktif dalam lokakarya tersebut.

Iqbal memulai lokakarya dengan sesi cerita betapa bagusnya AS dalam hal pendidikan. Salah satunya passion dari pengajar di sana. “They put everything,” katanya. Beliau menjelaskan pula terkait adanya office hour, yaitu waktu tambahan untuk mengobrol dengan dosen, khususnya terkait materi yang diajarkan.

Namun, tetap banyak mahasiswa yang mengeluh dengan kondisi di sana, misalnya mahalnya biaya hidup atau sulitnya masuk ke perguruan tinggi. “Tapi kalau udah keterima, really gonna change everything … US gives something different in terms of education,” ujarnya.

Beliau lalu memperkenalkan EducationUSA, lembaga informasi dan bantuan dalam pendaftaran ke universitas di US. Terkait pendaftaran, Iqbal menyebutkan tiga komponen penting, yaitu esai, CV, dan kemampuan bahasa Inggris. Selain itu, terdapat kriteria-kriteria lain yang bisa ditonjolkan untuk meningkatkan kemungkinan diterima, seperti keunikan latar belakang dan sudut pandang, passion terhadap bidang yang ditekuni, pengalaman berkepemimpinan, serta nilai-nilai yang cocok dengan universitas yang dituju.

Lokakarya dilanjutkan oleh Ihsan dengan bahasan mengenai penulisan esai. Beliau menekankan pentingnya niat serius dalam mendaftar beasiswa.

“Kampus itu mencari orang-orang yang benar-benar serius mau kuliah di sana,” katanya. Salah satu bentuk keseriusan itu bisa terwujud pengetahuan tentang hal-hal spesial terkait program atau universitas dituju, misalnya kurikulum, profesor, atau informasi lainnya. Beliau menganjurkan para peserta mencari pengalaman-pengalaman yang relevan, sebagai dasar tidak hanya untuk mengisi CV, tetapi juga menulis esai pendaftaran itu sendiri.

Menurut Ihsan, esai harus menjawab pertanyaan. Terdapat dua pertanyaan yang wajib dijawab, yaitu apa yang bisa saya berikan kepada pemberi beasiswa dan apa yang bisa pemberi beasiswa berikan kepada saya. Jawaban yang diberikan pula harus mempunyai sifat spesifik, padat, dan eksklusif; menunjukkan keunikan sehingga membedakan diri dengan pendaftar lain; dan memiliki kesesuaian latar belakang dengan program yang dituju. Terkait struktur esai, walaupun tidak ada ketentuannya, beliau biasanya menerapkan struktur esai IELTS karena memudahkan pembaca untuk memahami.

Adapun American Corner adalah komunitas yang lahir atas kerja sama antara Kedutaan Besar AS dengan universitas-universitas di Indonesia untuk meningkatkan hubungan antara masyarakat AS dan luar negeri. American Corner menyediakan akses informasi terkait AS dalam banyak bentuk media. Di ITB, selain fasilitas tersebut, komunitas ini menyediakan permainan papan, Nintendo Wii, serta pencetak dan pemindai 3-D. Fasilitas-fasilitas tersebut tidak eksklusif untuk mahasiswa ITB, tetapi terbuka untuk umum. “Bukan untuk dijual, tetapi untuk keperluan-keperluan akademis,” kata Direktur Tim American Corner ITB, Dwina Fatimiyah Shidiq, M.I.Kom.

Reporter: Reza Pahlawan (Aktuaria, 2020)

Dokumentasi: American Corner ITB

Editor: M. Naufal Hafizh