Anechoic Chamber ITB: Ruangan Tanpa Gema Terbesar di Indonesia

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor Abdiel Jeremi W

BANDUNG, itb.ac.id - Mendengar kata anechoic chamber 'ruangan tanpa gema', yang terlintas di pikiran kita biasanya adalah ruangan yang penuh dengan busa berbentuk piramida yang menunjuk ke tengah ruangan. Ruangan berukuran 120 meter persegi yang terletak di Gedung Center for Advanced Sciences (CAS) ITB sesuai dengan deskripsi tersebut. Dr. Agustinus Adib Abadi, dosen Arsitektur ITB yang menjadi koordinator perencanaan ruang tanpa gema di Gedung CAS ITB, bercerita lebih banyak mengenai ruangan ini.

Awal Teknologi Akustika Minimal Gema

Sebelum pembangunan anechoic chamber, ITB sejak lama telah menyediakan fasilitas akustika serupa yang berada di bawah naungan program studi Fisika Teknik. Semi-anechoic chamber atau ruangan semitanpa gema ini terletak pada Gedung Fisika Teknik atau secara spesifik pada Laboratorium Teknologi 6 lantai 3. Berbeda dengan ruangan anechoic chamber di gedung CAS, ruangan ini memiliki kemampuan menyerap suara yang lebih rendah.  Tidak seperti anechoic chamber yang dilapisi dengan material khusus, ruangan ini menggunakan bahan berporos yang dilapisi kain. Selain itu, lantai pada ruangan semi-anechoic chamber tidak dilapisi dengan lapisan penyerap suara sehingga lebih banyak pantulan gelombang yang terjadi.


Anechoic Chamber untuk Meningkatkan Kualitas Akustik

Seperti tersirat oleh namanya, anechoic chamber merupakan suatu ruangan yang didesain untuk menyerap gelombang suara serta gelombang elektromagnetik secara menyeluruh. Struktur ruangan ini seperti ruangan biasa, namun yang membedakannya adalah seluruh dinding ruangan tersebut dilapisi dengan material berdaya serap tinggi. Lapisan yang disebut wedges pada ruangan tersebut berbentuk seperti kumpulan piramida dengan puncak yang mengarah pada inti ruangan. Dengan perpaduan  material dan struktur lapisan ini, anechoic chamber dapat mencegah pantulan gelombang dari suara yang berasal dari ruangan tersebut serta menghindari gangguan suara yang berasal dari luar. Interval frekuensi gelombang yang ingin diisolasi bergantung dari volume ruangan dan ukuran wedges. Hal ini menyebabkan tiap ruangan memiliki karakteristik desain yang unik.

Ruangan yang merupakan bagian dari Laboratorium Akustik CAS ini dibangun untuk menggantikan ruangan serupa yang terletak di Laboratorium Fisika Bangunan "Adhiwiyogo" yang saat ini telah dibongkar. Anechoic chamber ini sejatinya ditujukan untuk penelitian karakteristik akustik dari suatu material. Salah satu contohnya adalah penelitian yang dilakukah oleh Rizkia (Fisika Teknik 2012). Ia menggunakan anechoic chamber untuk meneliti desain bangunan yang sesuai untuk memaksimalkan kualitas akustika Gelora Bung Karno. Selain penelitian internal, ruangan ini rencananya akan dibuka untuk pihak luar ITB, terutama bagi pelaku industri. "Yang biasanya dilakukan di sana adalah penelitian kualitas akustik suatu material. Misal suatu perusahaan otomotif ingin mengetahui berapa persen tingkat absorbsi  suatu material terhadap suara. Secara prinsip ruang itu dibuat sedemikian rupa sehingga kita bernapas saja tuh kedengaran," jelas Pak Adib.

Pembangunan dan Pengelolaan Anechoic Chamber
Ruangan yang rencananya membutuhkan finger print untuk akses masuk ini tidak tanggung-tanggung dalam pengerjaannya. Pengerjaan ruangan ini diserahkan kepada IAC Acoustics Australia, salah satu perusahaan terbesar di dunia yang beroperasi di bidang akustik. Proses pengerjaannya pun rumit, mulai dari perencanaan ruangan, pembangunan ruangan, dan pengiriman desain ruangan ke desainer wedges. Wedges kemudian dibuat di Tiongkok dan dikirimkan ke ITB untuk kemudian dilakukan pemasangan yang memakan waktu kurang lebih 3,5 bulan. Tidak heran beberapa universitas yang sempat memulai proyek serupa gagal di tengah jalan karena persiapan yang sangat kompleks. Selain itu, calon pengguna anechoic chamber juga perlu menjalani pelatihan yang akan diberikan oleh teknisi dari IAC Acoustics Australia terlebih dahulu untuk memastikan calon pengguna telah siap menggunakan ruangan tersebut.

Sejauh ini, ruangan tersebut lebih banyak digunakan untuk tugas akhir mahasiswa Fisika Teknik ITB. "Kemarin, ada mahasiswa S3 yang menggunakan semi-anechoic chamber untuk merekam gamelan Jawa. Kami mencoba untuk mengukur karakteristik suaranya," ujar Rizkia. "Selain untuk mengukur karakteristik suara, penelitian uji teknologi voice recognition dan uji forensik dapat dilakukan di ruangan tersebut." Dengan tersedianya fasilitas penelitian tersebut (semi-anechoic dan anechoic chamber), diharapkan teknologi akustika Indonesia dapat berkembang dan meningkat. Ke depannya, ruangan anechoic chamber akan dikelola oleh unit CAS, suatu unit yang terdiri dari pakar-pakar yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti Biologi, Farmasi, Fisika Teknik, dan lain-lain.

Sumber dokumentasi: fti.itb.ac.id

Florentin Anggraini P.    (Fisika 2014)
Agatha Victoria (Fakultas Teknologi Industri 2015)
ITB Journalist Apprentice 2016