Pusat Inkubator Bisnis ITB di Tahun Ketiga
Oleh
Editor
BANDUNG, itb.ac.id - Pusat Inkubator Bisnis ITB (PIB ITB) kini sudah berumur 3 tahuan. Sejak didirikan pada tanggal 2 Januari 2003 untuk memperlancar proses penciptaan usaha-usaha baru, terutama usaha-usaha yang berkait dengan kompetensi ITB, PIB ITB merupakan salah satu inkubator bisnis pertama yang sepenuhnya dibiayai dan dioperasikan oleh perguruan tinggi. Saat ini PIB memiliki 11 tenant, yakni: Media Entrepreneur Indonesia, SILOKA: Panata Graha Nusantara, Rumah Herba, Technicore Nusa Cipta (TNC), Gear of Indonesia (GoI), Ganesha Reverse Engineering and Toolmaking (GREAT), Ganesha Engineering Mitra Abadi (GEMA), Cipta Tani Lestari (CTL), Lorco Interactive, Fermentech Micro Lacta (FML), dan Clarisense Digital Media
“Kabar baik yang lain adalah perkembangan usaha yang dirintis oleh Pusat Inkubator Bisnis ITB. Empat inkubator dalam laporan terlampir akan mulai naik peringkat menjadi usaha kecil/menengah. Penghargaan harus kita sampaikan kepada Pak Iskandar Alisyahbana, Ketua MWA pertama, yang mencetuskan ide entrepreneural university yang kemudian ditindaklanjuti oleh Pak Kusmayanto dengan membentuk PIB yang dipimpin oleh Pak Suhono. Tentu saja prestasi ini tidak akan terjadi bila tidak didukung oleh Pak Djoko Santoso yang dibantu oleh Pak Sugeng Purwanto Ketua SUK(Satuan Usaha Komersial),”jelas Djoko Suharto, anggota Majelis Wali Amanat ITB.
“Tujuan membuat inkubator dalam jangka panjang adalah membangun budaya entrepreuner, mengaplikasikan teknologi utk masyarakat banyak, menyerap tenaga kerja dan tentu saja sebagai sarana untuk memperoleh tambahan pendanaan bagi ITB. Namun demikian perlu diingatkan bahwa usaha komersial harus didasari dengan etika yang baik. Disamping itu portofolio bisnisnya juga harus diatur oleh PIB dan SUK dengan melihat pasar secara jeli,” lanjutnya. “Perlu saya jelaskan bahwa kerjasama dengan Jababeka dasarnya adalah bisnis murni dalam penyewaan tempat dan ITB akan tetap "independent" dalam menentukan lokasi "industrial park"nya.”
LAMPIRAN:
PROFIL 4 TENANT PIB ITB
MICRO LACTA (FML)
Penanggung jawab : Zaky Rahman Nur
FML bergabung secara resmi sebagai tenant Pusat Inkubator Bisnis ITB dalam masa inkubasi bisnis sejak 11 Oktober 2004, bergerak dalam bidang produksi dan distribusi produk-produk hasil rekayasa teknologi fermentasi, dengan bentuk usaha Persekutuan Komanditer.
Sepanjang masa inkubasi tahun 2004 ? 2005, dengan didampingi oleh Pusat Inkubator Bisnis ITB, manajemen FML berusaha menyelamatkan kelangsungan perusahaan dari konflik antar pemilik dan kendala bisnis lainnya (merek dagang, ijin, dll).
Sejak April 2005, secara perlahan FML, kembali menekuni penjualan yoghurt tanpa merk (dengan pemasaran yang terbatas) serta mulai mengembangkan konsep pemasaran melalui pembukaan counter-2 yoghurt (Ciko Corner) yang dikombinasi dengan buah-buahan (fruit yoghurt). Saat ini bersama dengan investor, FML telah membuka 2 counter di Bandung dan berencana membuka 2 ? 4 counter di beberapa tempat, termasuk di President University di kawasan industri JABABEKA. Adapun besarnya kepemilikan saham ITB dalam FML saat ini adalah sebesar 10% (sepuluh persen).
INDONESIA (GoI)
Penanggung jawab: Erman Sumirat, MBA
Gears of Indonesia (GoI) bergabung secara resmi sebagai tenant Pusat Inkubator Bisnis ITB sejak 27 Oktober 2003 dengan bidang usaha Manufaktur (Perancangan Manufaktur) dengan bentuk usaha Perseroan Terbatas.
Saat ini manajemen inti GoI berjumlah 3 orang dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Indra Nurhadi (Teknik Mesin). Sepanjang tahun 2003 - 2005, dengan didampingi oleh Pusat Inkubator Bisnis ITB melaksanakan beberapa pekerjaan manufaktur (industrial part, precision part, automotive part, dies & mould, jig & fixture, dll).
Mulai tahun 2006 GoI telah mendapatkan investasi baru berupa peralatan CNC dan peralatan manufaktur lainnya. Seiring dengan rencana relokasi workshop ke kawasan industri JABABEKA dalam rangka pengembangan usaha, pada bulan Agustus 2006 ini, GoI bersiap untuk menandatangani kontrak 3 (tiga) tahun dengan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Tbk dan PT Geteka (toolmaking untuk spare part Sakai dan Komatsu) dengan rencana nilai total kontrak hampir Rp. 500.000.000. per bulan. Adapun besarnya kepemilikan saham ITB dalam GoI saat ini adalah sebesar 20% (dua puluh persen).
LORCO INTERACTIVE
Penanggung jawab: Doni Tirtana
Lorco Interactive bergabung secara resmi sebagai tenant Pusat Inkubator Bisnis ITB dalam masa inkubasi bisnis sejak 27 Agustus 2004, bergerak pada bidang jasa pembuatan aplikasi komputer, pengembangan aplikasi multimedia interaktif, safety campaign kit (K3) untuk industri.
Lorco Interactive didirikan oleh 1 orang fresh graduate Teknik Fisika ITB angkatan 1998. Pada awal berdirinya Lorco pada punggulan Cidiku (yang berupa buku tahunan suatu komunitas dalam bentuk/format CD multimedia interaktif), namun waktu pengerjaan yang lama dengan nilai keuntungan yang tidak terlalu besar sehingga manajemen mengalihkan target pasarnya pada perusahaan dengan pembuatan company profile (audio-video) dan sejak akhir tahun 2005 perusahaan mulai mengembangkan industrial safety campaign tool dan safety video untuk beberapa industri.
Memasuki tahun 2006, perusahaan akan memfokuskan diri pada target pasar di kawasan industri JABABEKA, dalam rangka pengembangan usaha dan saat ini perusahaan dalam proses untuk mendapatkan pengakuan dari Departemen Tenaga Kerja RI sebagai lembaga resmi (listed) penyedia industrial safety campaign tool dan safety video. Adapun besarnya kepemilikan saham ITB dalam Lorco Interactive saat ini adalah sebesar 10% (sepuluh persen).
RUMAH HERBA
Penanggung jawab: Genti Setiyaningrum, S.Si, Apt
Rumah Herba bergabung secara resmi sebagai tenant Pusat Inkubator Bisnis ITB sejak 15 April 2005, bergerak pada bidang usaha berbasis bahan alam, seperti jamu, dan obat-obatan dari bahan alam.
Didirikan oleh 2 orang fresh graduate Farmasi (Apoteker) dan Teknik Lingkungan ITB (akhirnya mengundurkan diri). Dalam menjalankan usahanya Rumah Herba melakukan kerjasama dengan Pusat Ilmu Hayati ITB terutama dalam pengembangan dan pemasaran produk-produknya.
Melalui kerjasama ITB-JABABEKA, Rumah Herba juga berencana untuk memperluas jaringan pemasaran produk-produknya (Remanim, Betesal, Averol, Super VCO dan produk-produk jamu) yang telah memiliki ijin dari Dinas Kesehatan di kawasan JABABEKA. Adapun besarnya kepemilikan saham ITB dalam Rumah Herba saat ini adalah sebesar 10% (sepuluh persen).