Angkat Musik Tradisional Indonesia melalui Festival Paduan Angklung XIII
Oleh Shinta Michiko Puteri
Editor Shinta Michiko Puteri
Acara konser penutupan yang terdiri dari dua sesi ini meliputi persembahan dari para pemenang lomba, tim-tim undangan, dan tim KPA ITB yang berkolaborasi dengan unit-unit kesenian dan kebudayaan lain yang ada di ITB. Sesi pertama dibuka oleh tim KPA ITB yang membawakan lagu berjudul "Mojang Priangan" yang diaransemen oleh Aan Handoyo. Lagu pembuka ini dibawakan dengan sangat menakjubkan karena diiringi oleh sebuah nyanyian yang melantun sangat merdu dengan suara yang sangat khas.
Takjub penonton tidak selesai hingga disana, karena setelah itu penonton langsung disuguhkan penampilan yang sangat meriah dari SD Bianglala. Tim tersebut membawakan dua lagu, lagu pertama yaitu "Bangun Pemudi Pemuda" hasil aransemen dari Arr Daeng Sutigna dan lagu kedua yaitu "Damai Tapi Gersang" yang diaransemen oleh tim mereka sendiri. Kostum yang beragam, formasi yang dinamis, serta kecakapan anak-anak yang masih kecil tersebut dalam bermain angklung sanggup menghipnotis penonton seketika.
Selain persembahan dari SD Bianglala, terdapat juga persembahan dari para pemenang lomba lainnya, yaitu SMPN 28 A Bandung, SMKN 4 Bandung, serta Angklung Web Institute (AWI). Penampilan dari AWI ini juga turut menyorot perhatian penonton karena cara memainkan angklungnya yang berbeda. Membawakan dua lagu secara gemilang, yaitu "Keroncong Kemayoran" dan "Santorini", penonton dibuat terpukau oleh AWI.
"Saya baru pertama kali menonton konser angklung seperti ini. Konsernya sangat mengesankan dan membuat saya takjub. Seorang anak kecil saja sudah dapat melestarikan salah satu budaya Indonesia dengan memainkan angklung, kita yang lebih tua harusnya lebih terpacu untuk ikut melestarikan budaya Indonesia," ujar Muhammad Ikhwan (Perencanaan Wilayah dan Kota 2009) saat ditanya mengenai kesannya saat menonton FPA XIII.