Angkat Potensi Wisata di Kabupaten Sijunjung, Bupati Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Rektor ITB

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT


BANDUNG, itb.ac.id - Hari Jumat, (9/3/2018), Institut Teknologi Bandung (ITB) sepakat mengawali kerjasama dengan Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang kemudian disebut sebagai kesepahaman bersama. Nota kesepahaman bersama ditandatangani secara langsung oleh Rektor ITB Prof. Kadarsah, dan Bupati Sijunjung Yuswir Arifin, di Ruang Rapim A Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Bandung.

“Kabupaten Sijunjung mempunyai potensi wisata yang besar, dan unik, dan ini akan menjadi daya tarik turis, karena akan menjadi magnet baru di bidang kepariwisataan di Indonesia,” tutur Kadarsah.

Bupati Sijunjung yang baru saja mendapatkan Award Leadership dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia di Tahun 2017 itu, mengatakan bahwa banyak potensi yang bisa diangkat di Kabupaten Sijunjung sebagai potensi wisata nasional, terutama Provinsi Sumatera Barat. 

Hadir bersama Sekretaris Daerah Sijunjung—Zefnihan, Kepala Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sijunjung—Erizald, Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sijunjung—Henry Chaniago,  dan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Sijunjung, Yuswir menyampaikan harapannya. “Kami berharap ITB dapat membantu Kabupaten Sijunjung melakukan pengkajian, sehingga memiliki konsep yang jelas untuk mengangkat kepariwisataan,” ucapnya.   


Tentang Kabupaten Sijunjung

Sebelum tahun 2008, Kabupaten Sijunjung diketahui bernama Sawahlunto Sijunjung, yang saat ini memiliki luasan wilayah sekitar 3.000 Kilometer persegi dan dihuni oleh sekitar 240ribu orang penduduk yang mayoritas adalah petani. Selain memiliki potensi wisata alam, karena berada di punggung bukit barisan di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat, Sijunjung juga memiliki potensi budaya yang luar biasa.  

Terbentuknya perkampungan adat yang tersusun rapi, kegiatan-kegiatan tradisional yang masih rutin dilakukan masyarakat di Sijunjung, menjadi daya tarik tersendiri, juga benda-benda peninggalan sejarah, seperti lokomotif uap yang pernah beroperasi hingga tahun 1943, untuk mengangkut batubara dari Sijunjung hingga ke Pekan Baru. Meskipun 70% wilayah Kabupaten Sijunjung merupakan kawasan hutan, tetap tergambar jelas bahwa kabupaten Sijunjung memiliki potensi alam, budaya dan sejarah yang sangat bernilai secara ekonomi dan sosial. 

Tindak Lanjut MoU ITB dengan Kabupaten Sijunjung

Kepala Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P2PAR) ITB, Dr. Budi Brahmantyo mengaku senang bahwa ITB dikenal dari seluruh penjuru tanah air. “Ini menjadi kebanggaan kita sebagai warga ITB, bahwa P2PAR-ITB dikenal di tanah air,” katanya. 

Dirinya mengaku banyak nota kesepahaman yang mulai dilakukan dengan berbagai kabupaten/kota di tanah air.  Berlatar belakang di bidang Geologi, Budi mengatakan pada dasarnya permasalahan daerah pada umumnya sama, “bagaimana kita membina masyarakat di situ supaya paham tentang wisata secara umum, dan paham tentang geopark atau geowisata bagi daerah yang akan mengembangkannya,” ujarnya. 

Sebagai pimpinan P2PAR-ITB, Budi berencana akan menggelar Forum Grup Discussion (FGD) untuk menggali kebutuhan-kebutuhan Kabupaten Sijunjung. “FGD yang paling terdekat mungkin bisa jalan di triwulan dua, mulai bulan april, dan akan berlanjut terus, karena namanya wisata kan membina sumber daya manusia, bukan visi membangun terus selesai. Nah, biasanya kita lakukan program yang berkelanjutan,” pungkas Budi yang juga ikut mendampingi Rektor ITB.