Angkat Tema Baju Bodo, Kahfiati Kahdar Pamerkan Koleksi di Jakarta Fashion Week 2017
Oleh Fatimah Larassaty Putri Pratam
Editor Fatimah Larassaty Putri Pratam
BANDUNG, itb.ac.id – Merambah karya di bidang seni, ITB kembali ukir prestasi melalui Dr. Kahfiati Kahdar, M.A., pengajar sekaligus Ketua Program Studi Kria ITB, yang koleksi busananya berhasil ditampilkan di Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 yang berlangsung pada Selasa-Senin (21-27/10/17). Tembusnya karya Kahfiati ke pekan mode tahunan terbesar Indonesia ini tak lepas dari peran kerjasama antara ITB dan pemerintah Korea dalam bidang fashion melalui program Young Creator Indonesia Fashion Institute (YCIFI). YCIFI sendiri merupakan program pendidikan singkat yang memfasilitasi peserta dan pengajarnya untuk mengikuti JFW 2017. Kahfiati selaku dosen dan direktur program YCIFI diminta oleh Korea Foundation for International Culture Exchange (KOFICE) untuk memperagakan koleksi fashion tekstil di JFW 2017.
Dalam helatan kali ini, Kahfiati secara khusus menampilkan baju bodo dalam koleksinya. Alasan dibalik pemilihan baju bodo diakui Kahfiati karena terinspirasi dari tren kebaya sebagai baju nasional yang sering digunakan. Baju bodo, ungkapnya, tidak kalah menarik untuk dijadikan alternatif pilihan busana nasional. Dengan kombinasi antara tekstur, motif, jalinan, dan siluetnya yang sangat modern dan simpel, baju bodo menjadi fleksibel untuk dipakai baik pada acara formal maupun kasual. “Baju bodo juga salah satu bahasan minor dalam disertasi saya dulu,” tambahnya.
Satu hal lain yang terlihat mencolok dari koleksi milik Kahfiati di JFW 2017 adalah nuansa putih pada hampir seluruh busana yang ditampilkan. Terkait hal ini, beliau mengatakan bahwa warna putih memang adalah khas dari koleksinya. Pemilihan warna putih sebagai warna utama ini bahkan dimulai sejak Kahfiati mendesain karya untuk tugas akhir S1 di ITB pada 1998 silam.
Sebagai sosok pengajar, partisipasi Kahfiati dalam JFW 2017 ini memupuk asa tertentu dari beliau untuk mahasiswanya. Prestasi ini diharapkan mampu memotivasi mahasiswa tekstil agar tetap tekun dan memiliki konsep kuat dalam karya masing-masing. Beliau juga berharap mahasiswa kria tekstil tetap teguh berkiprah di dunia tekstil dan tidak tergiur dengan fashion sebagai garmen dan label semata karena tekstil juga bisa menjadi hal yang utama dalam dunia fashion. Hal ini terbukti dari hasil paduan creative fabric (rajutan, macramé, tapestry, dsb) dengan baju bodo karya Kahfiati, yang koleksinya akan kembali ditampilkan di ajang mode skala internasional di Hangzhou, China pada pertengahan November mendatang.
Sumber foto: Dokumen Narasumber