Banyaknya masalah ketidakstabilan ekosistem di hutan dan daratan saat ini menjadi landasan pameran ini dibuat. Pameran ini bertujuan untuk melestarikan ekosistem daratan supaya lebih lestari dan berkelanjutan. Hal itu diwujudkan dengan mengangkat tema “Life on Land” yang merupakan ketercapaian SDGs nomor 15.

Wakil Ketua Pelaksana APEX 4.0, Daffa Axel, mengatakan bahwa 120 mahasiswa terlibat dalam pelaksanaan pameran ini. Mahasiswa dibagi dalam 10 kelompok untuk membuat produk inovasi sesuai dengan tema yang ditentukan. Dalam prosesnya, mereka melakukan riset serta asistensi dengan kakak tingkat terkait produk yang akan dibuat.

Produk yang ditampilkan merupakan produk inovasi yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar. Selain itu, produknya ramah lingkungan karena menggunakan bahan organik. Proses pembuatan produk tidak terlepas dari penerapan ilmu teknik kimia itu sendiri.

Salah satu produk yang dipamerkan yaitu Chestiside. Chestiside merupakan pestisida ramah lingkungan yang dibuat dari daun mimba, lengkuas, dan serai. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dan dilarutkan ke dalam air. Setelahnya, dilakukan penyaringan agar pestisida siap digunakan. Pestisida ini merupakan solusi dari maraknya pestisida beracun yang berdampak buruk bagi lingkungan.

Pada kegiatan tersebut, terdapat presentasi produk dari setiap kelompok, penampilan musik, dan games. Peserta yang menjadi juara di games berkesempatan untuk mendapat buku mata kuliah TPB secara gratis. Melalui mata acara yang seru dan interaktif, pameran tersebut berhasil mendatangkan 658 peserta.

Pameran ini mendapat sambutan dan dukungan baik dari Program Studi Teknik Kimia ITB karena APEX merupakan acara yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya. Dosen turut hadir dan melihat setiap produk yang dibuat. Selain itu, dosen memberikan saran mengenai pengembangan produk tersebut ke depannya.

Melalui pameran ini, mahasiswa belajar mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari menjadi suatu produk. “Pameran ini bukan hanya formalitas. Harapannya produk yang dibuat dapat disempurnakan ke depannya sehingga benar-benar dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan,” ujar Daffa.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)