Armando Siahaan, Wisudawan Berprestasi yang Ingin Majukan Daerah

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – M. Armando Siahaan merupakan wisudawan dari Jurusan Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI-ITB) yang terpilih untuk menyampaikan pidato pada Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2019/2020 di Sabuga, Jumat (18/10/2019). Wisudawan yang berasal dari Balige, Sumatera Utara ini dianugerahi sebagai runner up Mahasiswa Berprestasi ITB di tahun 2018 karena performa akademiknya yang sangat baik dan berhasil meraih banyak prestasi selama kuliah di ITB.

Prestasi yang berhasil ia torehkan sebagian besar dari karya tulis ilmiahnya. Salah satu karya imliahnya, membawa Armando meraih juara pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Festival Of Agroindustry (LKTIN FOA) 2017 di Institut Pertanian Bogor. Tema karya tulis yang diangkat oleh Armando adalah pemanfaatan dan pengolahan biji sorgum sebagai bahan pangan.

“Hasil karya ilmiah tersebut dapat dimanfaatkan oleh para petani sorgum serta sektor industri yang ingin mengembangkan industri berbahan dasar sorgum dan menyelesaikan masalah pangan di Indonesia,” kata Armando kepada Reporter Kantor Berita ITB.

Armando melakukan riset tentang penggunaan kristalisasi distilasi membran super-hidrofobik terhadap pembuatan gula tebu yang lebih efisien sebagai tugas akhirnya. Diyakini bahwa dalam industri pengolahan tebu, konsumsi energi untuk mengkonsentrasi dan mengkristalisasi gula biasanya tinggi. Sehingga, diperlukan intensifikasi dalam dua proses ini. Kristalisasi distilasi membran dapat digunakan untuk mengintensifkan proses dengan menentukan kondisi operasi terbaik dalam proses kristalisasi gula tebu, dengan melihat kristal yang dapat dibentuk menggunakan kristalisasi distilasi membran.

Pada saat penyampaian pidato wakil wisudawan di Sabuga, ia ingin mengajak para wisudawan menyadari akan pentingnya mengembangkan potensi sumber daya alam Indonesia menurut keilmuan dan keahlian masing-masing. Ia juga berbagi wawasan dan pengetahuan tentang potensi yang dimiliki Indonesia dalam hal sumber daya alam yang dapat dikembangkan terutama dalam bidang pangan. Salah satunya ia akan menceritakan bagaimana singkong yang bisa dimanfaatkan sebagai tepung terfermentasi sebagai bahan substitusi dari tepung terigu.

“Saya juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi terhadap seluruh civitas akademik ITB, kedua orangtua, keluarga, kerabat, dan teman-teman yang selama ini turut membantu saya hingga bisa lulus dan wisuda,” kata Armando.

Aktif di Kegiatan Kemahasiswaan

Dalam kesehariannya sebagai mahasiswa, Armando juga aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan dengan menjadi Ketua Divisi Pengembangan Profesi dan Inovasi Himpunan Mahasiswa Teknik Pangan (HMPG) ITB, Wakil Kepala Divisi Media, Komunikasi, dan Informasi di Tanoto Scholar Association ITB, dan anggota badan pengurus Unit Kebudayaan Sumatera Utara (UKSU) ITB.

Walaupun mengambil jurusan Teknik Pangan, namun ia sangat memiliki passion di bisnis dan marketing terutama di bidang pangan. “Aku merasa kurang jika hanya punya perspektif engineer, tapi juga merasa harus punya perspektif bisnis juga, jadi ingin belajar dan eksplorasi lagi sebanyak-banyaknya,” tutur Armando.

Bersama kedua temannya, ia pernah mendapatkan penghargaan BTL Award Winner dan 5 Tim Terbaik Frisian Flag Campus Challenge, dengan menorehkan strategi implementasi offline marketing yang paling progresif dalam membangun awareness pentingnya minum susu di kalangan mahasiswa.

Saat ditanya rencana kedepan setelah lulus, ia ingin bekerja selagi melanjutkan pendidikan di magister bisnis terutama bidang marketing dan mengembangkan bisnis pariwisata untuk memajukkan daerah tempat ia berasal, terutama Danau Toba sebagai destinasi utama di Sumatera Utara. “Aku ingin mengembangkan social enterprise dengan background budaya yang kental dan kuat, juga ingin memberdayakan masyarakat lokal,” tuturnya. 

Menurutnya, selama ini alam dan kecantikan Danau Toba memang sudah tidak perlu diragukan lagi, namun pengelolaan pariwisatanya masih kurang menarik wisatawan untuk berkunjung hingga berkali-kali. Untuk itu, ia ingin berkontribusi dalam memajukan pariwisata di danau terbesar di Indonesia itu.

Reporter: Salsabila Mayang Febriana (Manajemen, 2020)