Atasi Keresahan Mahasiswa Terhadap Tugas Akhir, Bimbingan Konseling ITB Gelar Diskusi Kelompok Terpimpin
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa akan mengalami dua fase, disambut dan dilepas. Setelah mahasiswa tersebut dilepas dari perguruan tinggi, mereka akan menyandang gelar sarjana dan siap berkontribusi untuk bangsa dan negara. Namun, sebelum itu mahasiswa harus menyelesaikan prasyarat yang disebut sebagai Tugas Akhir (TA).
Direktorat Kemahasiswaan ITB, selaku pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan mahasiswa turut mengambil peran. Pada Selasa (21/2/2023), telah diselenggarakan Diskusi Kelompok Terpimpin (DKT) untuk menyiapkan TA dari aspek psikologi bagi mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Ruang 101 Gedung CIBE, ITB Ganesha.
Kegiatan ini dibuka oleh Ir. Hendri Syamsudin M.Sc., Ph.D., selaku Kasubdit Kesejahteraan Mahasiswa. Hendri menjelaskan bahwa masalah yang banyak ditemui pada mahasiswa adalah terkait komunikasi. Oleh karena itu, acara ini hadir untuk menyiapkan mahasiswa menyelesaikan tugas akhir serta persiapan menghadapi dunia kerja.
DKT menghadirkan Nina Ratna Maulina, seorang Psikolog dari Bimbingan Konseling ITB. Dalam DKT ini, Nina menjelaskan bahwa ada empat langkah penting dalam perencanaan TA, yaitu self assessment, exploration, decision making, dan take action. Hal paling mendasar adalah self assessment, yakni mengenal diri sendiri. Secara umum ada beberapa tools yang dapat dicoba jika ingin mengenal diri seperti analisis SWOT dan Johari Windows.
Dari hasil self assessment tersebut, selanjutnya dilakukan exploration. Pada fase ini, mahasiswa harus mencari tahu lebih topik, berpikir positif, dan memilih tema/judul TA. “Jangan mudah putus asa bila dapat dosbing yang tidak sesuai dengan minat,” ujar Nina. Menurutnya, dalam memilih tema TA, perlu diperhatikan apakah referensinya mudah dicari atau tidak dan menyiapkan alternatif jika topik awal tidak cocok.
Langkah selanjutnya adalah decision making berdasarkan hasil self assessment dan exploration. Dalam hal ini mahasiswa harus mampu mengidentifikasi keputusan yang diambil, mengumpulkan informasi relevan, mencari solusi alternatif, mempertimbangkan pro-kontra, memilih sejumlah alternatif, mengambil tindakan, dan mengevaluasi keputusan yang telah diambil.
Langkah terakhir adalah take action. Artian take action di sini lebih ke perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan ini dapat dibuat dengan suatu tools yang namanya ‘SMART’. SMART merupakan akronim dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timely.
Nina juga menjelaskan bahwa ada beberapa langkah yang dapat dicoba dalam mengerjakan TA. Langkah tersebut dimulai dari memilih judul, mengumpulkan informasi terkait tema, alternatif, pro-kontra terkait topik tersebut, memilih alternatif yang sudah dibuat jika perlu, membuat keputusan, dan terakhir kembali mengevaluasi. Melalui kegiatan ini harapannya dapat membantu mahasiswa dalam melanjutkan TA.
Reporter: Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)
Kredit Foto : Dok. Muhammad Arif Mappe Amir, S.Ars.