Atasi Persoalan Kekeringan Air di Musim Kemarau, Mahasiswa KKN ITB Bangun Embung di Dusun Ngamplang
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id–Mengatasi persoalan kekeringan air di musim kemarau, mahasiswa KKN ITB 2021 membuat embung di Dusun Ngamplang, Desa Ciroyom, Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan tersebut diinisasi oleh kelompok 3 KKN Tematik ITB di Kabupaten Tasikmalaya.
Dusun Ngamplang sendiri memiliki tiga sumber air untuk memenuhi kebutuhan air warga, sumber air ke-1 memiliki ketersediaan air yang memadai sehingga bisa memenuhi kebutuhan air bersih dan MCK Dusun Ngamplang. Sementara itu, sumber air ke-3 sering kekeringan saat musim kemarau.
Sumber air dari Dusun Ngamplang lainnya menjadi kering pada musim kemarau sehingga warga hanya memiliki wahangan yang juga dipadati warga desa dari dusun lainnya. Sumur air bor milik warga juga kering selama musim kemarau.
“Masalah utama yang dihadapi masyarakat di Dusun Ngamplang yaitu kekurangan air selama musim kemarau. Selain itu, sumber air jauh dengan kontur jalan yang naik turun sehingga pengambilan air secara manual membutuhkan usaha lebih besar. Tak hanya itu rupanya sumber air yang sudah ada pun ternyata kualitasnya kurang bersih,” jelas Ketua Kelompok 3, Bobby Marciano seperti dikutip dari berita Direktorat Kemahasiswaan ITB.
Ia mengatakan, ada beberapa program yang dilakukan kelompoknya selama mengikuti program KKN ITB 2021. Di antaranya yakni membangun sistem perpipaan dari sumber air di bawah dusun ke pernampungan warga. Sistem perpipaan dibangun untuk mengalirkan air dari sumber mata air ke penampungan. Pembuatan sistem perpipaan didukung dengan jumlah debit air yang memadai, biaya pembuatannya murah, tahan lama dan perawatannya yang tidak terlalu sulit.
Adapun sumber air yang akan digunakan dalam sistem perpipaan yang dirancang, berasal dari mata air di bawah Dusun Ngamplang dengan memanfaatkan sistem perpompaan. Namun, sistem ini cukup mahal untuk ditanggung sendiri sehingga kelompoknya juga berkolaborasi dengan kelompok 5 untuk menyelesaikan masalah pompa air. Sementara itu, kelompok 3 menyediakan jaringan pipa yang dibutuhkan.
Tak hanya itu, kelompoknya juga membuat sistem rainwater harvesting. Sistem ini memiliki beberapa keunggulan, seperti dapat mengurangi pemakaian dari air tanah, teknologinya cukup sederhana, tetapi dapat memberikan manfaat nyata. Selain itu, sistem ini juga bisa menyediakan sumber air cadangan dengan baik, mampu mengubah air hujan yang sudah ditampung dapat langsung dipergunakan karena jarak penampungan air tidak jauh dan tergolong bersih untuk pemakaian sehari-hari selain dikonsumsi.
Selain membangun sejumlah infrastruktur, diakuinya, para peserta KKN ITB mendapatkan pengalaman dan kesan yang tak terlupakan bersama warga setempat. Kesan tersebut didapatkan saat kelompoknya bersama warga bergotong royong mengangkat pasir, batu bata dan pipa di tengah jarak dan medan jalan yang sulit ditempuh. Namun berkat kerjasama dan kekompakan itulah, akhirnya target pembuatan project pun berhasil dilakukan.
“Hal menarik bagi kami selama mengikuti kegiatan KKN di sana, yakni ada perasaan Bahagia dan senang saat bisa membantu warga dan perasaan itu sulit sekali dideskripsikan. Kami senang bisa menjalin silaturahmi yang baik dengan warga dusun. Kami bersama-sama merasakan kehidupan yang begitu sedehana dan turut belajar arti kemanusiaan selama di sana,” pungkasnya.
Sumber berita dan foto: Direktorat Kemahasiswaan ITB