Athaya Rana Sayyidina, Mahasiswa DKV ITB Angkat Isu Maskulinitas Anak Lewat Karya

Oleh Atika Widya Nurfaizah - Mahasiswa Biomanajemen, 2025

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Big Heart Boys Series atau Seri Anak Laki-Laki Berhati Besar merupakan rangkaian buku interaktif yang dipamerkan sebagai karya tugas akhir Athaya Rana Sayyidina, mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2021. Karya ini hadir dalam acara Memolini, pameran tugas akhir DKV ITB yang diselenggarakan di Gedung Science Techno Park (STP) ITB, Senin hingga Jumat (18-22/8/2025).

Big Heart Boys Series dirancang untuk membantu anak laki-laki mengembangkan pemahaman yang sehat mengenai perasaan, emosi, dan jati dirinya. Seri ini terdiri atas tiga judul dengan tema berbeda: "Lio & Hari yang Buruk" (emosi dan perasaan), "Cara Rino Jadi Berani" (keberanian dan ketakutan), serta "Tuki Jadi Diri Sendiri" (keunikan dan keberagaman). Melalui ketiga cerita tersebut, Athaya berupaya menyampaikan pesan yang menentang stereotip gender negatif yang kerap melekat pada anak laki-laki, seperti “laki-laki tidak boleh cengeng” atau “laki-laki harus selalu kuat”.

Karya ini berangkat dari kepedulian Athaya terhadap isu kesehatan mental anak dan generasi muda. Ia percaya bahwa nilai-nilai positif yang ditanamkan sejak dini dapat menjadi bekal penting bagi anak untuk menghadapi dunia yang kompleks di masa dewasa. Inspirasi awal muncul dari pengalaman pribadinya bersama dua adik laki-laki. Dalam keseharian, ia sering mendengar ungkapan stereotip gender kepada adiknya.

Refleksi tersebut kemudian mendorong Athaya menciptakan karya yang menumbuhkan kesadaran mengenai dampak jangka panjang stereotip gender. “Aku selalu percaya bahwa segala sesuatu yang positif yang ditumbuhkan sejak dini dapat menjadi bekal anak menghadapi dunia yang kompleks saat dewasa nanti. Melalui Big Heart Boys Series, aku ingin menumbuhkan kesadaran akan stereotip gender negatif yang sering dialami anak laki-laki,” ujarnya.

Dalam proses kreatif, Athaya menyampaikan pesan yang kompleks dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami anak-anak. Ia menggabungkan narasi yang dekat dengan keseharian pembaca serta menghadirkan elemen interaktif di beberapa halaman buku. Pendekatan ini terbukti efektif ketika diuji langsung kepada anak-anak usia 7–9 tahun. Respons mereka sangat positif; mayoritas memberikan penilaian “10 dari 10” dan merasa terhubung dengan pengalaman tokoh utama, Lio. Mereka juga sangat antusias dengan mekanisme interaktif yang dianggap baru dan menyenangkan.

Athaya menekankan bahwa pengenalan perasaan, empati, dan emosi penting bagi semua anak, namun lebih krusial bagi anak laki-laki yang kerap mendengar stereotip gender negatif. Jika dibiarkan, stereotip tersebut dapat memengaruhi perkembangan emosional hingga dewasa, membuat laki-laki enggan mengekspresikan diri, menghindari menunjukkan kelemahan, bahkan berkontribusi pada munculnya toxic masculinity di masyarakat.

Melalui Big Heart Boys Series, Athaya berharap generasi anak laki-laki maupun perempuan dapat tumbuh dengan pemahaman yang sehat terhadap perasaan, emosi, dan jati diri mereka, bebas dari belenggu standar atau stereotip gender yang merugikan. Ia juga menyampaikan keinginannya agar karya ini suatu hari dapat diterbitkan secara luas sehingga manfaatnya menjangkau lebih banyak anak. Athaya pun berencana melanjutkan karyanya dengan mengembangkan seri serupa yang ditujukan khusus bagi anak perempuan.

#prestasi mahasiswa itb #karya mahasiswa itb #itb berdampak #sdg 5 #gender equality #sdg 10 #reduced inequalities #sdg 4 #quality education