Bandung Melangkah: Sinergi SBM ITB, Alam, dan Ekonomi Kerakyatan
Oleh Ibrahim Muhammad Nur - Mahasiswa MBA SBM ITB
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Gelaran perdana Bandung Melangkah "Melangkah dari Bandung untuk Kehidupan yang Berkelanjutan" berlangsung meriah di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, Bandung, pada 1–2 November 2025. Kegiatan yang diinisiasi oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat yang berkolaborasi dengan Pasar Pasisian Leuweung, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Acara ini menampilkan sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan tiga pilar pembangunan berkelanjutan: sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Edukasi, Pasar Lestari, dan Harmoni Alam
Hari pertama kegiatan, Sabtu (1/11/2025), berpusat di Pelataran Goa Belanda dengan fokus pada edukasi dan pengenalan produk berkelanjutan. Sejak pagi, 19 tenant UMKM binaan menampilkan produk-produk ramah lingkungan yang menjadi daya tarik pengunjung.
Beragam kegiatan interaktif turut digelar, seperti Edukasi Kaulinan Budak, Talkshow dan Demo Produk Keberlanjutan, serta Workshop Eco Enzyme yang mengajarkan keterampilan praktis gaya hidup minim sampah. Suasana pasar semakin hidup dengan penampilan Musik Bambu yang menghadirkan nuansa alami dan menyejukkan.
Aksi Nyata dan Inspirasi dari Tokoh

Pada siang hari, panggung utama dipenuhi pengunjung yang menikmati penampilan seni dan pantomim oleh Wanggi Hoed, serta sesi inspiratif Talkshow dan pertunjukan musik dari Pidi Baiq. Acara kemudian ditutup dengan penampilan hangat dari Adew Habtsa.
Komitmen Kolaboratif untuk Keberlanjutan

Melia Famiola, S.T.P., M.T, Ph.D., dosen pembimbing dari SBM ITB, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi kampus dalam mengembangkan ekonomi berkelanjutan.
“Bandung Melangkah merupakan inisiatif pengabdian masyarakat yang mengangkat potensi ekonomi baru melalui misi ecotourism dan pasar bagi UMKM yang ramah lingkungan. Kami ingin menunjukkan bahwa ekonomi baru bukan hanya soal profit-oriented, tapi juga soal value tentang keberlanjutan (sustainability) dan kepedulian terhadap lingkungan. Itulah nilai yang ingin kami bantu kembangkan,” ujarnya.
Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, S.T., M.Sc., turut mengapresiasi kolaborasi ini.
“Saya alumni ITB angkatan ’92, ayah Pidi angkatan ’91, dan Kang Atun lebih muda. Senang sekali bisa dipersatukan kembali oleh teman-teman SBM ITB dan Pasar Pasisian Leuweung. Kolaborasi seperti ini harus terus berlanjut demi hutan kota yang lebih hijau,” katanya.
Ia menambahkan, “Model kolaborasi antara SBM ITB dan Pasar Pasisian Leuweung ini adalah formula yang tepat. Kami mengintegrasikan ilmu manajemen modern dengan kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, menciptakan kesejahteraan ekonomi kerakyatan yang lestari.”

“Senang bisa diundang berbincang bareng teman-teman di Bandung Melangkah SBM ITB. Tahura dulu tempat saya pacaran. Melihat Tahura sekarang yang terjaga, saya jadi ingin membuat lagu tentang Tahura. Bahkan nanti, Tahura akan dijadikan salah satu lokasi syuting untuk film saya berikutnya. Konsep Pasar Pasisian Leuweung ini unik, adem, dan seru. Di kota mah macet, di sini segar,” ujarnya.
Sementara itu, Lutfi Erizka, Kepala UPTD Tahura Ir. H. Djuanda, menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk kolaborasi dengan generasi muda.
“Pasar Pasisian Leuweung kali ini berkolaborasi dengan Bandung Melangkah dari SBM ITB. Ulah kapok kolaborasi, ya! Tahura selalu terbuka bagi anak-anak muda kreatif untuk berinovasi. Bulan depan kami akan mengundang D’Cinnamon. Semoga kolaborasi seperti ini bisa terus berlanjut,” katanya.
Langkah Awal Menuju Perubahan

Kegiatan ini tidak hanya mendorong gaya hidup sehat dan peduli lingkungan, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi rakyat melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Penyelenggara berkomitmen untuk melanjutkan program ini secara berkelanjutan dan memperluas dampaknya di masa mendatang.







