SBM-ITB Pertahankan Penghargaan The Best Business School in Indonesia Selama Tiga Tahun
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM-ITB) berhasil mempertahankan gelar sebagai sekolah bisnis terbaik se-Indonesia versi Global Brands Magazine (GBM) Inggris selama 3 tahun berturut-turut. Penghargaan ini diberikan oleh GBM dalam acara Global Brands Award 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2019 di Johannesburg, Afrika Selatan.
Pencapaian ini merupakan salah satu bukti SBM-ITB bersungguh-sungguh dalam upaya mencetak entrepreneur muda di Indonesia. Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiyono, DEA selaku Dekan SBM-ITB menyatakan bahwa kesuksesan ini merupakan kerja keras dan perencanaan dari awal berdirinya SBM.
"Adanya wacana untuk mendirikan Fakultas Manajemen di ITB telah bergulir pada tahun 1980 dan diwacanakan kembali pada tahun 1990an. Pada akhirnya SBM-ITB terbentuk pada tahun 2003. Sejak kelahirannya, SBM diberi otonomi oleh ITB dalam pengelolaan di bidang keuangan dan sumberdaya manusia. Di satu pihak ada peluang untuk berkembang namun di sisi lain bisa melemahkan kita jika tidak dapat dikelola dengan baik. Dengan adanya otonomi ini, SBM dapat merencanakan kegiatan maupun prestasi yang diraih dalam jangka panjang," ungkapnya.
Dalam penilaiannya, Global Brands Magazine mengacu pada QS Ranking dalam subjek Business and Management serta World University Rankings Times Higher Education (THE) dalam subjek Business and Economics. "Perankingan ini merujuk kepada QS Ranking dan THE. SBM-ITB mendapatkan peringkat top 251-300 untuk QS Ranking dan menempati top 401-500 dalam Times Higher Education. Namun, Global Brands Magazine menambahkan beberapa kriteria penilaian seperti cara branding sehingga GBM dapat melakukan penilaian serta pemeringkatan terhadap sekolah bisnis di Indonesia dan SBM-ITB menjadi peringkat ke-1 di Indonesia," jelas Dekan SBM ITB yang menjabat semenjak 2010 itu.
Untuk mencapai titel The Best Business School in Indonesia, SBM ITB selalu berupaya untuk transparan dan akuntabel dalam pengelolaan sumberdaya yang dimiliki. Sudarso menyatakan bahwa otonomi yang diberikan dari ITB ini merupakan amanah. "Selain itu, banyak inovasi yang ada dalam mengelola sumberdaya di SBM salah satunya adalah kuliah hanya 3 tahun. Ini merupakan terobosan yang sangat bagus. Kita berupaya bagaimana memanfaatkan waktu dan mahasiswa terbiasa untuk kerja keras dan tidak ketinggalan dengan mahasiswa ITB lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, SBM-ITB didirikan untuk melengkapi keilmuan yang ada di ITB yaitu sains, teknologi, seni, dan bisnis. Selain itu, kami melakukan penanaman pemahaman continous improvement bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin ke semua civitas academica SBM ITB," ungkapnya.
Penghargaan ini juga tak lepas dari kurikulum yang diterapkan di SBM. "Salah satu inovasi yang ada di SBM-ITB adalah mata kuliah Integrated Business Experience (IBE), mahasiswa akan praktik secara langsung sehingga mereka mengalami proses untuk menjadi wirausaha. Kami percaya bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses harus belajar dari masalah yang mereka hadapi," timpalnya.
Prof. Sudarso menyatakan bahwa berada di lingkungan ITB yang terdiri dari multidisiplin ilmu yaitu sains, teknologi, dan seni menjadikan sekolah yang ia pimpin ini memiliki keunikan dari sekolah-sekolah bisnis lainnya di Indonesia. "Adanya keilmuan teknologi, sains, dan seni ini memungkinkan mahasiswa kami untuk menjadi connectivity dengan mahasiswa jurusan lain. Hal ini tentu bisa menambah ilmu mereka dan keuntungan ini tidak dimiliki oleh sekolah bisnis yang lain," tuturnya.
Di tahun mendatang, SBM ITB tetap berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta civitas academica-nya. Sudarso optimis SBM bisa mempertahankan peringkat ke-1 di Indonesia dan juga meningkatkan peringkat di dunia internasional. "Kejaran kami selanjutnya adalah meraih akreditasi internasional AACSB, AMBA, dan EQUIS. Selain itu peningkatan mutu civitas academica SBM ITB yang akan kami tetap lakukan dari sebelumnya adalah peningkatan kualitas publikasi ilmiah dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan membantu UKM-UKM di Provinsi Jawa Barat," ujarnya.
Reporter: Billy Akbar Prabowo (Teknik Metalurgi, 2016)