Bangun Industri Lokal Dengan Produk Berkualitas
Oleh dimasandya - dimas@pusat.itb.ac.id-phone:081572338455-ket:reporter USDI
Editor
Bandung, itb.ac.id - Senin (26/11) kemarin, komunitas mahasiswa desain produk ITB (INDDES) kembali mengadakan acara pameran akademik tahunan yang bertajuk Desain Produk Berkarya 2. Bertempat di Sayap Timur Campus Center ITB, acara yang berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 26-28 November 2007 ini diawali dengan kegiatan seminar dengan tema Local Industry and Great Design dengan menampilkan pidato kunci Sakri Widhianto, Dirjen Departemen Perindustrian RI. Dalam seminar ini hadir sebagai pembicara Abu Sabo, Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia mewakili kalangan swasta; Dr. Dudi Wiyancoko, KK Desain Produk Industri FSRD ITB, dari kalangan akademisi; dan Singggih Susilo Kartono, pencipta Magno Wooden Radio, sebagai profil wirausahawan muda.
Dalam sambutannya, Sakri menyampaikan pentingnya membangun industri lokal dengan produk berkualitas yang berbasis pada budaya lokal, khususnya mengingat masih banyak kekhasan budaya Indonesia yang belum dieksplorasi dengan baik dan dituangkan melalui desain suatu produk. Menurutnya, tantangan yang dihadapi industri lokal saat ini yaitu minimnya mutu SDM pelaku industri, nilai tambah produk yang tidak besar, kurang pemahaman terhadap penguasaan teknologi, serta lemah terhadap akses permodalan dan pasar. Oleh karena itu, saat ini pihaknya tengah melakukan percepatan pengembangan industri lokal melalui konsep one village one product dengan memfokuskan pengembangan industri kecil dan menengah (IKM)di suatu sentra sesuai dengan keunikannya, serta memfasilitasi pertumbuhan industri kreatif lokal.
Untuk menembus pasar global, Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri kerajinan rotan, yang saat ini market share-nya dikuasai oleh Cina, seperti yang disampaikan oleh Abu. Disinilah peranan para desainer untuk menciptakan suatu desain yang inovatif sehingga memberi nilai tambah pada suatu produk dan berdaya saing. Misalnya saja, desain Radio Kayu Magno yang dikembangkan oleh Singgih saat ini sudah menembus pasar Jepang serta meraih penghargaan dalam kompetisi desain internasional dengan tajuk “Design with Memory”. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya para desainer kita memiliki potensi yang besar melalui desain-desainnya yang kreatif dan inovatif.
Menurut Agus sebagai ketua panitia, acara pameran akademik tahunan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai teknologi-inovasi dan budaya yang sedang menjadi tren pada masyarakat, serta membahas masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan industri kecil yang berkaitan dengan desain produk. Dalam pameran ini, turut ditampilkan karya-karya terbaik mahasiswa desain produk ITB yang nantinya akan dinilai dan dilombakan. Dengan adanya acara ini, diharapkan tercipta kerja sama yang baik antara mahasiswa, kalangan IKM, dan pemerintah. Untuk itulah, pihak panitia sengaja mengundang sekitar 23 perwakilan IKM di Bandung untuk turut berpartisipasi dalam acara ini. Bahkan, peserta yang hadir dalam acara ini tidak hanya berasal dari mahasiswa ITB melainkan mahasiswa dari universitas lainnya seperti Universtas Trisakti.