Belajar Cara Memaksimalkan Ruang Publik dan Kualitas Manusia dengan Ilmu Placemaking dalam Arsitektur

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Merancang ruang dan bangunan yang memiliki nilai estetika serta efisiensi ruang yang tinggi adalah salah satu tujuan utama dari ilmu arsitektur. Ruang yang dapat dimanfaatkan dengan efisien tentunya dapat memberikan efek yang baik untuk kualitas hidup manusia. Salah satu ilmu penting yang ada pada bidang arsitektur adalah ilmu “placemaking”.

Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB (SAPPK ITB) menyelenggarakan rangkaian summer school dengan tema "Placemaking and Social Experiments". Pada pertemuan summer school yang diselenggarakan Rabu (8/6/2022) ini, SAPPK ITB menghadirkan Associate Professor of Urban Planning and Assistant Dean, Diversity and Inclusion dari University of Melbourne, Iderlina Mateo-Babiano sebagai narasumber yang membawa topik “Placemaking and Best Practices”.

Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dengan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang yang dianggap gagal dalam penyelenggaraan ruang publik.

Prinsip kerjanya adalah pendekatan berbasis pengguna yang mampu membantu warga kota merubah ruang publiknya menjadi tempat yang hidup dan menyenangkan untuk dikunjungi di waktu senggang. “Salah satu contoh tempat yang baik untuk dijadikan contoh placemaking adalah ruang publik terbuka dan tempat alam,” ujar Prof. Babiano.

Kehadiran fasilitas ruang publik yang dapat direalisasikan dengan placemaking dapat menjadi pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia. Placemaking menginspirasi orang untuk secara kolektif menata ulang dan menemukan kembali ruang publik sebagai jantung dari setiap komunitas pada area tersebut. Placemaking pada ruang publik juga dapat memperkuat hubungan antarmanusia dan tempat yang mereka gunakan bersama dengan mengacu pada proses kolaboratif.

Prof. Babiano mengatakan, salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi dalam placemaking adalah penggunaan “place diagram”. “Placemaking dapat digunakan sebagai alat berpikir potensial dalam membentuk tempat-tempat hebat yang akan kita cintai dan sayangi,” pungkas Prof. Babiano.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)