Belajar Membangun Startup dari Alumni ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Populasi manusia yang terus meningkat setelah revolusi industri 1.0. Hal tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan seperti informasi kesehatan dan kebutuhan pangan. Hal ini berlangsung hingga perkembangan industri 4.0 yang menyebabkan teknologi berkembang sangat pesat.

Alumni ITB, Pandu Sastrowardoyo dari DeBio Network dan Dr. Agus Dana Permana dari SITH ITB membagikan pengalaman bekerja di sektor kesehatan dan pertanian selama sesi diskusi “Sharing Session Startup from Siences to Industry” SITH ITB.

Pandu Sastrowardoyo adalah CEO dari DeBio Network dan Supervisory Board di Asosiasi Blockchain Indonesia. Pandu Sastrowardoyo lulus dari Jurusan Teknik Lingkungan FTSL ITB, tetapi tidak membuatnya terpaku pada pekerjaan untuk lulusan Teknik Lingkungan. Saat ini Pandu memiliki fokus bidang Blockchain.
Saat ini blockchain menjadi primadona untuk pemula startup terutama di luar negeri. Asosiasi Blockchain Indonesia menghimpun banyak startup berbasis blockchain. Salah satunya adalah DeBio Network.

DeBio Network adalah akronim dari Decentralized Bio Network berupa startup yang berfokus pada bidang medis dan bioinformatika. Pandu menjelaskan prototipe dari DeBio Network yang akan memberikan jasa untuk melakukan tes genetik. Tes ini sudah berkembang di luar negeri untuk mengetahui leluhur, penyakit bawaan, dan penyakit yang dimiliki berdasarkan mutasi atau kelainan dari DNA secara spesifik. “Pengguna jasa akan membayar menggunakan cryptocurrency untuk mendapatkan fasilitas tes. Hasil dari tes akan disampaikan melalui aplikasi atau situs DeBio Network,” ujarnya, Sabtu (21/8).

Pada saat ini kebocoran data melalui sebuah aplikasi maupun situs sering terjadi. DeBio Network memiliki data sangat pribadi dari pengguna jasa yang menyebabkan perlu adanya perlindungan mutakhir pada server. Di sinilah blockchain berperan sebagai pelindung dari data.

Dr. Agus Dana Permana adalah alumni ITB yang saat ini menjadi dosen dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk SITH ITB. Beliau memiliki banyak pengalaman di berbagai perusahaan, terutama di kontrol hewan hama. Maka saat ini terbentuklah Agraponik.

Saat ini usaha tersebut dibantu oleh mahasiswa yang lulus dari jurusan rekayasa pertanian. Selain Agraponik, Dr. Agus Dana Permana juga mengembangkan pupuk yang diberikan untuk para petani dan bekerja sama dengan berbagai startup yang berfokus pada bidang pertanian.

Banyak sudut pandang berbeda untuk mengembangkan startup di masa revolusi industri 4.0. Pertama bisa menggunakan big data sebagai basis. Kedua bisa menggunakan kondisi topografi Indonesia yang sangat cocok akan pertanian. Saran yang disampaikan oleh Pandu Sastrowardoyo adalah mahasiswa harus mengasah pola pikir selama masih berkuliah di ITB karena sangat berguna untuk bekerja di berbagai bidang dan sektor.

Reporter: Alvina Putri Nabilah (Biologi, 2019)