Berbagi dan Berkenalan Dengan STEISF (STAY SAFE): Chatbot Media Informasi Obat

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Modern problems require modern solutions. Dari zaman dahulu hingga saat ini, penyakit menjadi salah satu masalah primer dalam kehidupan manusia, dan obat-obatan menjadi solusi utama di zaman modern. Dahulu, ketika seseorang yang sakit membutuhkan bantuan medis, hal yang dapat dilakukan adalah konsultasi langsung kepada dokter dan membeli obat racikan apoteker di apotek. Namun, saat ini tercipta inovasi baru yang dapat memudahkan banyak orang untuk melakukan konsultasi kesehatan.

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), dan PUI-PT AI-VLB (Pusat AI ITB) berkolaborasi untuk menciptakan chatbot media informasi obat bernama “Stay Safe” dan membahasnya di dalam webinar berjudul “Kolaborasi STEI dan SF (STAY SAFE) : Chatbot Media Informasi Obat” pada Sabtu (27/2/2021).

Webinar ini diisi oleh lima orang pembicara dari STEI ITB dan SF ITB yaitu Dr. Hubbi Nashrullah, apt. M. Azhari, M.Si., apt. Bhekti Pratiwi, M.Si., Dr.Eng. Ayu Puwarianti S.T., M.T., dan Dr.rer.nat.apt. Sophi Damayanti. Webinar ini diisi oleh pembahasan tentang swamedikasi, bahan tambahan pangan, teknologi chatbot, dan pemaparan cara kerja chatbot Stay Safe. Webinar ini dipimpin dan dimulai oleh Dr.rer.nat.apt. Sophi Damayanti. “Seminar ini bernama Stay Safe karena STEI dan SF menjadi fakultas yang paling banyak disebut selama pandemi,” ujarnya.

Pemaparan materi pertama dibawakan oleh apt. Bhekti Pratiwi yang menjelaskan tentang swamedikasi. “Swamedikasi adalah upaya pengobatan diri sendiri dengan menggunakan obat-obatan nonresep atas inisiatif sendiri untuk mengobati penyakit ringan/gejala yang dikenal sendiri,” ujarnya.

Pelaksanaan swamedikasi dapat dilakukan dengan bantuan chatbot Stay Safe yaitu dengan cara mengirim nama penyakit yang sedang diderita melalui akun Line Stay Safe lalu chatbot akan memberikan pertanyaan yang tinggal dijawab dengan ya atau tidak untuk memberikan rekomendasi serta pengarahan untuk mengatasi penyakit yang sedang diderita.
Materi kedua yang dipaparkan adalah materi tentang bahan tambahan pangan yang disampaikan oleh apt. M. Azhari, M.Si. Beberapa contoh bahan tambahan pangan di antaranya adalah pewarna makanan, pengawet, serta pemanis yang telah diatur dalam peraturan BPOM No. 11/2019 yang berisi 27 golongan. BTP aman jika digunakan tidak melebihi jumlah maksimum per hari atau bisa disebut ADI. Chatbot Stay Safe juga dapat menjadi alternatif akses komplementer untuk mendapatkan informasi mengenai bahan tambahan pangan yang sesuai dengan ADI.

Pemaparan materi selanjutnya dibawakan oleh Dr.Eng. Ayu Puwarianti, S.T., M.T. yang menjelaskan tentang teknologi chatbot. Chatbot sendiri berfungsi sebagai sumber informasi penggunanya, instansi penyebar informasi, pengingat jadwal, transaksi informasi, dan survei masyarakat secara otomatis. Chatbot Stay Safe dapat membantu pengguna untuk mendapat informasi umum terkait rekomendasi obat, takaran aman bahan tambahan pangan, obat tradisional, swamedikasi, hingga asesmen pengobatan mandiri untuk beberapa penyakit.

Materi terakhir yang dipaparkan dalam webinar ini adalah pengoperasian chatbot Stay Safe yang tersedia di dua media sosial, yaitu Line dan Telegram. Dr. Hubbi Nashrullah Muhammad memaparkan tahap demi tahap untuk mengoperasikan chatbot Stay Safe untuk mendapatkan informasi tentang mendapat informasi umum terkait rekomendasi obat, takaran aman bahan tambahan pangan, obat tradisional, swamedikasi, hingga asesmen pengobatan mandiri untuk beberapa penyakit. “chatbot Stay Safe bisa digunakan untuk melakukan konsultasi penyakit dan menanyakan soal bahan tambahan pangan hingga simulasi swamedikasi,” ujarnya.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (TPB FTI, 2020)