BINAAR STEI: Integrasi Tridarma Perguruan Tinggi dalam Penerapan Teknologi Berkemanusiaan
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Sekolah Teknik Elektro dan Informatilka (STEI) kembali menggelar Bincang Akademik, Abdimas, dan Riset (BINAAR) yang mengangkat tema “Integrasi Tridarma Pendidikan Tinggi: Menggabungkan Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Pengajaran” pada Kamis (29/9/2022). Acara tersebut menghadirkan Allya Paramita Koesoema, S.T., M.T., Ph.D., selaku dosen KK Teknik Biomedika sebagai pembicara.
Tridarma perguruan tinggi terdiri dari unsur pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak boleh timpang antara satu dengan yang lain. Terutama unsur pengabdian masyarakat yang mencerminkan kepedulian serta komitmen perguruan tinggi dalam memajukan bangsanya.
Perguruan tinggi hadir sebagai entitas yang berupaya ikut serta dalam pembangunan masyarakat lewat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Fokus bidang pengabdian didasarkan pada tujuan kesejahteraan masyarakat sesuai Sustainable Development Goals (SDGs).
Allya mengungkapkan, dana hibah dari dalam negeri yang dialokasikan untuk pengabdian masyarakat seringkali jauh lebih kecil daripada dana untuk pendidikan maupun penelitian. Oleh sebab itu, mau tidak mau sebagian proyek pengabdian masyarakat dalam negeri masih bertumpu pada dana hibah dari lembaga internasional.
“Banyak sumber hibah internasional yang mengukur keberhasilan program pengabdian dari pengaruh dan objektifnya terhadap masyarakat. Di beberapa lembaga hibah malah kita disuruh membuat sendiri outcome yang kita inginkan apa, meski ada juga yang sudah ditentukan outcome-nya,”
Pembiayaan hibah internasional tidak hanya bisa didapatkan untuk kegiatan pengabdian masyarakat murni, namun juga bisa untuk kombinasi unsur-unsur lain yang tercakup dalam tridarma perguruan tinggi. Contoh kegiatan yang masuk dalam kriteria tersebut adalah pengajaran untuk riset, pengabdian masyarakat untuk riset yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat terkait, serta riset untuk pengajaran topik khusus.
Allya memberikan contoh studi kasus IEEE SIGHT yang merupakan jaringan relawan penerima hibah dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Salah satu program IEEE SIGHT Indonesia adalah pengembangan dan implementasi kesehatan ibu dan anak berbasis telemedika.
Dalam melakukan pengabdian masyarakat, partisipasi aktif masyarakat itu sendiri perlu dibangun mulai dari tahap desain program hingga implementasi. Hal ini berkaitan dengan skema dukungan top down dan bottom up dari pihak-pihak yang terlibat langsung. Yang tak kalah penting, komplemen teknologi dengan interaksi fisik dan sumber daya nondigital harus selalu dilakukan dalam penyusunan program yang berkesinambungan, bukan program lepas.
“Waktu pertama kali ke suatu komunitas pasti berat. Tapi kalau dua kali, tiga kali, dan seterusnya biasanya akan jauh lebih mudah. Dengan kita memulai langkah saja itu sudah sesuatu yang baik. Keuntungan kita sebagai orang Indonesia kalau mau apply untuk hibah luar negeri adalah karena kita supermarket masalah, dan di situ kita bisa merumuskan bagaimana solusi yang baik dan unik dengan modal dana hibah yang ada.”
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)